TEMANGGUNG, Suara Muhammadiyah – Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Temanggung dan Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Kabupaten Temanggung gelar National Symposium for School Growth di Graha Bhumi Phala Temanggung, Sabtu (16/2). Agenda tersebut diikuti oleh guru-guru Muhammadiyah dan tamu dari luar kota, seperti Yogyakarta, Magelang, Tegal serta Purbalingga.
Menghadirkan narasumber Imam Robandi selaku sekretaris Dean Profesor ITS serta Mustaqim selaku kepala sekolah SD Mutual Kota Magelang. Menurut ketua PDM Temanggung Asyari Muhadi, Symposium ini diselenggarakan sebagai salah satu ikhtiar untuk memajukan sekolah menjadi yang terbaik.
Asyari mengungkapkan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang terus mendidik kader-kadernya. Dalam dunia pendidikan diharapkan guru-guru Muhammadiyah mampu menginspirasi para murid-muridnya. Sehingga, diidolakan murid-murid adalah para guru-gurunya. Seorang murid tidak akan mungkin tiba-tiba menjadi pintar tanpa adanya usaha dan lingkungan yang mendukung.
Menyampaikan pidato kunci Imam Robandi tentang era teknologi 4.0 yang semuanya berbasis data yang harus dimulai dengan melek teknologi. Sekolah Muhammadiyah di era saat ini harus mahir dalam hal Branding Comunication, dilatih para guru-gurunya untuk menjadi promoter sekolah yang handal serta bekali anak didik dengan wawasan dan pengetahuan. Untuk memajukan sekolah, guru-guru perlu sering berkumpul untuk mencari ilmu.
Selain itu perlu juga dilatih secara periodik untuk memantapkan keterampilan sehingga menjadi ahli. “Orang-orang yang mudah ditaklukkan dan diadu domba adalah mereka orang-orang bodoh,” tandasnya.
Kemudian Imam mengungkapkan tentang kejayaan sekolah tidak akan dapat dicapai tanpa adanya usaha yang sungguh-sungguh. Pangkal dari kegagalan adalah tidak mau berusaha dengan sungguh-dungguh. “Mereka yang tidak bersungguh-sungguh saja akan tertinggal, apalagi yang tidak mau berusaha sama sekali,” tambahnya.
Sementara, Mustaqim memaparkan tentang bagaimana proses memajukan sekolah. “Carilah hal yang berbeda, dan yang perlu kita ingat adalah kecerdasan masing-masing anak berbeda, belum tentu anak yang tidak pandai matematika juga tidak pandai bidang yang lain,” ungkap Mustaqim.
Selain itu, kata Mustaqim, sekolah juga harus mampu menjamin dapat memfasilitasi anak-anak untuk berkembang. Sehingga kelak anak-anak itu yang akan menjadi duta bagi sekolah tersebut. (Riza Fitroh Kurniasih)
Baca juga