Motivasi: Siapa Minta Kaktus?

Motivasi: Siapa Minta Kaktus?

Ilustrasi kaktus (Dok stock adobe)

Oleh: Dr M G Bagus Kastolani, Psi

Suatu hari ada seorang petani berdoa meminta kepada Allah SwT agar ia diberikan kemudahan menanam bunga untuk dijual di pasar. Ia juga meminta kepada Allah SwT untuk diberikan kupu-kupu yang indah menghampiri bunga-bunganya. Dengan penuh keyakinan bahwa doanya dikabulkan oleh Allah SwT maka ia pun berdoa terus dan menunggu beberapa minggu. Namun kebunnya yang memang kering kondisi tanahnya dipenuhi dengan kaktus dimana-mana. Bahkan Allah SwT memberikan ulat-ulat yang banyak di sekitar kaktus-kaktus itu.

Sang petani kecewa… dia berkata dalam hatinya, pasti Tuhan telah salah memberikan terkabulnya doa. Siapa yang meminta kaktus? Mungkin terlalu banyak permintaan dari manusia sehingga Tuhan lupa kepada permintaan sang petani tersebut. Karena kekecewaannya tersebut maka sang petani berputus asa dan lama tidak mengunjungi kebunnya itu.

Selang beberapa waktu kemudian, dengan penasaran, ia langkahkan kakinya ke kebun miliknya. Ia melihat dari ujung kaktus-kaktus itu bermekaran bunga-bunga yang indah. Dan ulat-ulat tadi telah bertransformasi menjadi kupu-kupu yang indah. Tepat seperti permintaannya, kupu-kupu yang indah terbang mengelilingi hamparan bunga-bunga indah dari kaktus-kaktus itu. Kemudian dia bergumam… wah ternyata… Allah SwT tidak pernah salah memberikan sesuatu untuk ummatnya. Subhanallah.

Begitulah cara kerja Allah SwT. Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan tetapi memberikan apa yang kita butuhkan dengan waktu yang tepat. Allah SwT tidak pernah salah memberikan karuniaNya kepada makhlukNya. Sekarang mungkin kita diberikan kaktus…. Namun besok kita diberikan bunga. Sekarang kita diberikan ulat… tetapi besok ulat-ulat yang mungkin tidak kita inginkan akan berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Boleh jadi kita tidak menyukai sesuatu tetapi Allah SwT memberikan kepada kita sekarang karena Allah SwT Maha Tahu dengan kebutuhan kita di masa mendatang. Orang berpuasa akan datang waktunya berbuka… bahkan berlebaran. Bukankah kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah SwT?

Huwallahu a’lam bi shawab.

___

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Suara Muhammadiyah edisi 14 tahun 2018

Baca juga

Motivasi: Elang atau Ayam?

Awak Redaksi SM Ikuti Sharing Motivasi

Hayya ‘Ala Al-Falah

Exit mobile version