Muhammadiyah sebagai Gerakan Pelayanan Kesehatan Nasional

Muhammadiyah sebagai Gerakan Pelayanan Kesehatan Nasional

Dok Ian-Afn/SM

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengajak untuk memanfaatkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sebagai bentuk untuk memajukan dakwah melalui Pelayanan Kesehatan Umat, Sabtu, (2/3).

Hal tersebut diungkapkan Din Syamsuddin dalam rangka Milad Milad RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang ke- 96 dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Gamping ke-10 di Gedung Convention Hall, Sabtu (2/3).

Menurutnya di usia yang tua ini, RS PKU Muhammadiyah telah banyak memberikan peran dan berkiprah sebagai lembaga yang memberikan pelayanan pada masyarakat.

“Sebagai lembaga yang telah berdiri tegak dan berwibawa, RS PKU Muhammadiyah telah tampil sebagai pusat pelayanan masyarakat. Hal ini dapat terwujud tidak lain karena nikmat dan rahmat dari Allah SWT,” ungkap Din

Muhammadiyah adalah gerakan yang berbasis nasional bahkan meng-Internasional, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang pelayanan kesehatan.  Sebagaimana tokoh pendiri Muhammadiyah KH.A. Dahlan yang sejak dulu memang sangat mempelopori dunia pendidikan.

“Muhammadiyah sekarang ini telah dinyatakan dan dianggap oleh pihak luar sebagai Gerakan Pelayanan Kesehatan Nasioanal, serta dalam gerakan pendidikan,” imbuhnya

Dalam rangka untuk memajukan AUM harus mengedepankan sikap yang berjiwa ikhlas, dan tidak mengharapkan balasan kecuali ridho Allah SWT.

Din berpesan dalam tausiahnya agar warga Muhammadiyah selalu berupaya untuk ber-tahaddus (beritakanlah) dan fahaddits (kembangkanlah) jika ingin memajukan AUM.

“Kita hidup harus mencari berkah, supaya selalu dinaungi dalam keberkahan Illahi,” tandasnya. Din juga menyampaikan bahwa kita dituntut untuk selalu bisa memperbaharui dan mensyukuri atas segala nikmat yang Allah berikan.

Diakhir tausiyahnya Din menyampaikan mengenai polemik yang banyak dibicarakan belakangan ini yaitu tentang fatwa MUI mengenai pengucapan kata “kafir” kepada Non-Muslim.

Din juga menyampaikan bahwa di dalam Al-qur’an Allah telah menyebutkan, bahkan terdapat surat khusus yang menyebut kata Kafir.

“Maka dari itu seorang muslim haruslah menjadi muslim yang hanif atau Haniifan Musliman, karena wilayah keyakinan adalah wilayah Aqidah, dan tidak mungkin bagi warga Muhammadiyah untuk mengotak-atik dan melakukan Amandemen terhadap kitab suci,”  tegas Din. (ian)

Baca juga

Din Syamsuddin Kembali Terima Penghargaan dari Pemerintah Jepang

Menghadirkan Dinamika Gerakan Baru

EMT MDMC Menuju Sertifikasi WHO

Exit mobile version