JAKARTA, Suara Muhammadiyah — Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) bersama Kementerian Pariwisata dan Kementerian Desa menandatangi nota kesepahaman (MoU) tentang program pengembangan desa wisata berbasis pendampingan, di The Sultan Hotel Jakarta, Kamis (28/2).
Hadir 54 Perguruan Tinggi se-Indonesia, Kementerian Pariwisata diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan dan Hubungan Antar Lembaga, Wisnu Bara Taruna Jaya dan Kementerian Desa diwakili oleh Direktur Pengembangan Daerah Pulau Kecil Terluar (PDPKT) Hasrul Edyar.
Dekan fakultas pariwisata UMSB Muhammad Abdi, mengatakan Fakultas Pariwisata UMSB terpilih sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia untuk melaksanakan program kerjasama ini.
Abdi mengatakan bahwa UMSB akan berperan dalam pembangunan pariwisata di Bukittinggi mengingat Kota Bukittinggi memiliki potensi wisata yang tinggi. Sehingga perlu SDM yang memadai untuk mengelola potensi pariwisata di provinsi Sumbar.
“Kami akan berperan dalam pembangunan pariwisata di provinsi Sumbar, mengingat Sumbar memiliki potensi wisata yang tinggi. Maka dari itu, SDM yang berkompeten sangat dibutuhan untuk mengelolanya,” ujarnya.
Abdi menjelaskan dalam pelaksanaan program itu, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menjalankan fungsi untuk melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar prosedur, dan kriteria serta pelaksanaan bimbingan teknis dan pemantauan dibidang sumber daya manusia pariwisata dan hubungan antar lembaga.
“Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pengembangan daerah rawan pangan, daerah perbatasan, daerah rawan bencana, dan pasca konflik serta daerah pulau kecil dan terluar,” lanjutnya.
Sementara itu Perguruan Tinggi berperan untuk melaksanakan kegiatan program pengembangan desa wisata dengan melibatkan dosen dan mahasiswa baik melalui teori maupun praktek yang sekaligus pelaksanaan tridarma perguruan tinggi (kalau di perguruan tinggi Muhammadiyah Catur Dharma Perguruan Tinggi dengan pelaksanaan Al Islam Kemuhammadiyahan), terangnya.
“Adapun ruang lingkup kegiatan ini meliputi penyusunan dan sosialiasi kebijakan yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan pengembangan desa wisata, kemudian pertukaran data dan informasi serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan pengelolaan desa wisata,” ucapnya.
Disampaikan, dalam pelaksanaan program ini, dua perguruan tinggi Muhammadiyah Indonesia terpilih yaitu Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dan Akademi Pariwisata Muhammadiyah Banda Aceh.
Sumatera Barat terpilih tiga perguruan tinggi bersama Fakultas Pariwisata UMSB, Fakultas Pariwisata, Perhotelan Universitas Negeri Padang serta Politeknik Negeri Padang.
“Melalui program kerjasama ini kedepan kita berharap pengembangan desa wisata ini akan berdampak pada pengembangan potensi daerah yang selama ini belum termaksimalkan, dengan melibatkan masyarakat disekitar daerah yang nantinya akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru, mengurangi kemiskinan dan pengangguran dan tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat yang akan berdampak juga pada kesejahteraan masyarakat, sehingga akan memperkuat terwujudnya Indonesia yang berkemajuan,” urai Abdi.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan dan Hubungan Antar Lembaga, Wisnu Bara Taruna Jaya mengatakan bahwa kerjasama yang dilakukan dalam rangka mengembangkan desa wisata melalui Perguruan Tinggi dari aspek atraksi wisata, kompetensi SDM dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
“Kerjasama ini dalam rangka pengembangan desa wisata melalui perguruan tinggi dari aspek atraksi wisata, kompetensi SDM dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar,” katanya. (RI)