JAKARTA, Suara Muhammadiyah – ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Muhammadiyah telah memasuki abad kedua dan terus berkiprah dalam usaha-usaha memajukan kehidupan umat, bangsa dan dunia kemanusiaan universal. Dalam hal kesehatan ‘Aisyiyah mengambil bagian dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap isu-isu kesehatan di masyarakat sesuai dengan spirit Surat Al-Maun salah satunya mengambil peran untuk membantu pemerintah mengeliminasi penyakit TBC sampai tahun 2020 melalui program Eliminasi Tuberkulosis yang didanai oleh The Global Fund.
Sebagai bagian dari upaya penanggulangan TBC Nasional di Indonesia, Aisyiyah bersama dengan Kementerian Kesehatan membantu menemukan kasus-kasus TB yang belum ditemukan dan belum terdeteksi oleh petugas kesehatan di 14 provinsi yang mencakup 130 Kabupaten/Kota.
Dalam rangka memperkuat program eliminasi TBC tersebut, ‘Aisyiyah yang berperan sebagai Principal Recipient (PR), menggelar Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan TB di Indonesia dengan tema “Spirit Al Maun dalam Dakwah Berbasis Komunitas untuk Eliminasi TB di Indonesia” di Ancol, Jakarta pada 13-16 Maret 2019.
Pada acara yang dihadiri oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah dan pengelola program TBC dari 14 provinsi, termasuk lembaga Perdhaki dan Pelkesi ini hadir sekitar 120 orang yang terdiri dari beragam profesi dan latar belakang, antara lain dokter, psikolog, dosen, guru, pekerja sosial dan komunitas, hingga kader perempuan Aisyiyah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini yang memberikan pengarahan dan penguatan ideologi bagi tim PR dan SR TB Care menyampaikan bahwa progranm TB yang sudah berlangsung selama 16 tahun dengan ‘Aisyiyah menjadi PR selama 10 tahun merupakan salah satu pintu untuk dakwah seluas-luasnya. “‘Aisyiyah harus membuat kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk dakwah melintas batas, bagaimana kegiatan ini dapat menjadi lokomotif untuk membangun program yang lain,” papar Noordjannah untuk mendorong program TB-HIV Care ‘Aisyiyah untuk terus berkembang.
Noordjannah juga menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah didirikan melampaui zamannya oleh karena itu ia mendorong agar seluruh program ‘Aisyiyah bergerak melintasi batas. “‘Aisyiyah harus dapat mengaktualisasikan risalah dakwah di seluruh kegiatan dengan berpegangan pada pandangan keagamaan yang wasatiyah dan memberikan jawaban atas problem kemanusiaan.”
Kepala Subdit TB, Kemenkes, Imran Pambudi yang juga berpartisipasi dalam pertemuan ini menyampaikan, bahwa PR TB Aisyiyah melalui kader di masyarakat sangat berperan penting dalam upaya menemukan kasus yang selama ini sulit diungkap. Imran berharap, para kader PR TB Aisyiyah di masyarakat harus terus bersinergi dengan Puskesmas, sehingga target SDG’s untuk eliminasi TB di tingkat global tahun 2030 dapat tercapai.
Hasil utama yang diharapkan dalam petemuan ini adalah adanya strategi untuk implementasi program, sinergi program dengan majelis dan lembaga di ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah, serta pemutakhiran informasi terkait program Penanggulangan TB di Indonesia. (Suri)