BANTUL, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengadakan Dialog Pemuda dalam mencari pemimpin yang adil bertajuk “Milenial Cerdas Memilih” di Bale Kanoman Tamanan, Banguntapan, Bantul, Sabtu (9/3).
Dalam acara tersebut menghadirkan Bambang Eka Cahya Widodo selaku Akademisi Ilmu Politik, dan juga Cicik perwakilan dari Bawaslu, dan Dede Dwi Kurniasih sebagai pengamat media sosial.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Azman Latief mengapresiasi acara PWNA tersebut. Menurutnya acara ini merupakan bukti dedikasi PWNA sebagai bagian dari pewaris yang turut mencerdaskan bangsa.
“Pimpinan Wilayah Muhammadiyah mengapresiasi atas penyelnggaraan acara ini, artinya bahwa Nasyiatul Aisyiyah menyadari menjadi salah satu pewaris bangsa ini,” tuturnya.
Dosen Ilmu Politik UMY Bambang Eka menerangkan, pentingnya partisipasi masyarakat terutama generasi milenial dalam pemilu, menurutnya pemilu ini tidak sekedar bertujuan untuk memilih pemimpin yang berkualitas namun juga bisa untuk mencegah terpilihnya pemimpin yang buruk.
“Kadang-kadang memilih dalam pemilu itu bukan memilih yang berkualitas, kadang-kadang memiih dalam pemilu adalah persoalan mencegah yang buruk berkuasa,” terangnya.
Bambang juga berpesan agar tidak memilih calon yang melakukan money politic, sebab, hal tersebutlah yang membentuk mental koruptor.
“Satu saya ingin pesankan kepada adik-adik sekalian, jangan pilih yang kasih uang, karena yang kasih uang itu pasti mau korupsi,” imbuhnya.
Sementara itu, Cicik perwakilan dari Bawaslu DIY menjelaskan, pemuda saat ini menjadi bagian dari mayoritas karena lebih dari 50% pemilih, sehingga banyak dari para calon pemimpin berusaha mendapatkan suara dari para pemuda.
“Kenapa anak muda ini menjadi penting, sosok yang sangat sentral di sini, karena kalau di lihat dari data tahun 2019 ini, orang mengatakan inilah pemilu milenial, dari 196,545,636 pemilih di indonesia itu 55%-nya adalah generasi milenial yang berusia antara 17 – 38 tahun,” jelasnya
Cicik juga mengajak masyarakat untuk tidak apatis serta menghadirkan pemilu yang berintegritas dengan turut andil menjaga pemilu yang kondusif dengan mengawasi pelanggaran yang terjadi di tenagah-tengah masyakat.
Menanggapi hal itu, Pengamat Media Sosial Dede Dwi Kurniasih memaparkan kriteria berita Hoax dan cara memberdakannya. Dalam era digital ini kita dituntut untuk cerdas dalam memilih dan memilah informasi yang ada di media, sehingga kita tidak termasuk orang yang menyebarkan hoax. (ian/afn)