Rektor ITB-AD: Rokok Menghanguskan Bonus Demografi

Rektor ITB-AD: Rokok Menghanguskan Bonus Demografi

Diskusi “Rokok Elektrik di Kalangan Remaja” (Dok Riz/SM)

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Rokok dalam bentuk apapun dikategorikan sebagai zat adiktif yang efeknya merugikan kesehatan. Sehingga baik rokok konvensional maupun rokok elektronik, keduanya memiliki kandungan yang dapat merugikan kesehatan.

Hal tersebut mengemuka dalam diskusi Muhammadiyah Tobacco Control Center Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MTCC UMY), Muhammadiyah Economic Team (MET), dan Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta. Agenda tersebut diselenggarakan dalam rangka upaya pengendalian produk tembakau yang bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Rektor ITB-AD Jakarta Dr Mukhaer Pakkanna, SE, MM mengungkapkan bahwa rokok menghanguskan masa depan bangsa. “Komposisi penduduk kita kan banyak di usia-usia produktif, sekiranya mereka itu terpapar rokok, sekali lagi kita pertanyakan masa depan bangsa,” ungkap Mukhaer dalam konferensi Pers “Rokok Elektrik di Kalangan Remaja” di Hotel Forriz, Yogyakarta, Jum’at (22/3).

Dalam aspek ekonomi, kata Mukhaer, sebagaimana concern ITB-Ahmad Dahlan, konsumen rokok itu dari masyarakat miskin, bahkan perokok anak-anak menjadi tidak terkendali.

Menurutnya rokok menimbulkan banyak masalah di masyarakat terutama dari sisi penyakit, sebagaimana ahli kesehatan mengkaji serta telah banyak riset dalam dan luar negeri.

“Kami menindaklanjuti dari aspek kesehatan ke aspek ekonomi, akan membahayakan masa depan bangsa serta mengancam dan menghanguskan bonus demografi,” imbuhnya.

Kemudian dari sisi lain, masih menurut Mukhaer, jumlah orang terkaya di Indonesia beberapa diantaranya merupakan dari pengusaha industri rokok. “Bisnisnya jelas rokok, artinya terjadi penghisapan, kalau istilah saya drakula, penghisap, orang kaya menghisap orang miskin,” tandasnya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua MTCC UMY Dianita Sugiyo, Ns, MHID, Rosita Meilani Dewi ITB-AD Jakarta, Diah Setyowati Dewanti dari Fakultas Ekonomi UMY, Resti Yulianti dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY, Laila Isna dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Ramadhani Gafar dari Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). (Riz)

Exit mobile version