BANTUL, Suara Muhammadiyah – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan PADASAN MARDIKO di Tempat Pembuangan Sampah Terakhir (TPST) Piyungan Desa Ngablak, Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (23/3).
Peresmian dilakukan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto, Ketua MPM PP Muhammadiyah M Nurul Yamin, serta Ketua Paguyuban Mardiko Maryono. Dihadiri berbagai instansi terkait seperti Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Sosial Kota Yogyakarta.
Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto mengapresiasi pembuatan Padasan Mardiko yang merupakan langkah kecil berdampak besar. “Dengan kebiasaan cuci tangan dan cuci kaki terutama setelah memulung, baik kemudian dilanjutkan aktivitas makan ataupun pulang, kelihatannya kecil tetapi ini membawa manfaat kesehatan yang luar biasa,” ungkap Agung.
Padasan Mardiko merupakan sarana berupa tempat cuci tangan bagi para pemulung di TSPT Piyungan agar bisa membersihkan diri setelah memulung. Kerja sama MPM bersama Komunitas Pemulung Mardiko yang berjumlah sekitar 600 pemulung.
Ketua MPM PP Muhammadiyah M Nurul Yamin mengungkapkan problem yang cukup serius yaitu tentang kebersihan dan pola hidup sehat. “Oleh karena itu kami dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat, meskipun para pemulung mengandalkan kehidupannya di tempat yang kotor, sampah, dan lain sebagainya, tetapi advokasi di bidang kebersihan dan pola hidup sehat harus menjadi kehidupan mereka,” kata Yamin.
Terkait penyediaan air, menurutnya MPM masih membantu dalam tiga sampai empat kali pengisian air. “Selebihnya masyarakat akan mengatur sendiri penggunaan air, juga secara mandiri,” tambahnya.
Maryono selaku Ketua Paguyuban Mardiko bersyukur dengan hadirnya Padasan Mardiko. “Kami selaku komunitas Mardiko selaku pemulung sangat berterimakasih kepada Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang mana telah peduli kepada kami para pemulung,” ungkap Maryono.
“Dengan adanya Padasan Mardiko ini sangat bermanfaat sekali bagi komunitas Mardiko atau pemulung yang mana bisa makan atau minum dengan mencuci tangan dan sabun ini, mudah-mudahan dengan adanya Padasan Mardiko hidup para pemulung lebih sehat, lebih sejahtera,” ungkap Maryono lagi.
Setelah peresmian Padasan Mardiko dilanjutkan dengan ceramah bersama para pimpinan instasi di Halaman Masjid An-Nuur Komplek TPST Piyungan. Selain itu diselenggarakan juga penyuluhan kesehatan yang disampaikan oleh dosen Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. (Riz)