Cegah Stunting, Pahami Masa Growth Spurt Anak

CIANJUR, Suara Muhammadiyah – Dalam usaha mengurangi angka stunting di Jawa Barat, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiah (NA) bekerja sama dengan Lazismu, Pimpinan Daerah NA Cianjur, dan fasilitator desa mengadakan forum diskusi warga, Family Learning Centre (FLC) , Ahad (31/3).

“ Program ini bukan hanya akan dilaksanakan sekali saja, namun akan terus berkesinambungan selama satu tahun kedepan. Dengan maksud dapat menanamkan pemahaman dan kesadaran orang tua akan pemberian ASI yang sangat berhubungan erat dengan tumbuh kembang anak,” kata Orien selaku kordinator fasilitator.

ASI adalah makan terbaik dan satu-satunya makanan yang dapat dicerna oleh bayi. “Selama 6 bulan pertama itu ASI wajib diberikan kepada bayi sebelum makanan lainnya. Bahkan pemberian air putihpun harus dihindari. Sebab usus bayi belum siap menerima pemberian makanan lain selain ASI. Ada kasus dalam 6 bulan pertama itu dapat menyebabkan kematian bila diberi makanan lain,” kata Mugi, dokter muda persyarikatan yang ikut hadir dalam diskusi itu.

Ada masa dimana bayi yang baru lahir tidak mau lepas saat sedang menyusui, bahkan bisa semalaman. Hal itu menurut Mugi adalah saat penting ASI harus benar-benar diberikan, karena sedang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Bisa 1-2 cm dalam semalam.  “Inilah growth spurt, masa emas anak yang sangat mahal sebab ia tidak bisa diulang,” jelasnya.

ASI selalu diproduksi oleh ibu. Semakin sering dikeluarkan produksinya akan semakin subur. Sebaliknya, bila bunda jarang menyusui anaknya, produksi ASI pun akan berkurang. Sedapat mungkin pemberian ASI dilakukan setiap 2 jam sekali, terutama pada dua bulan pertama, bahkan bila bayi sedang tidurpun hendaknya ia dibangunkan.

Demikian pentingnya sehingga ASI tidak bisa dilepaskan bagi bayi. Pemberian makanan selain ASI justru akan memperlambat tumbuh kembang anak. Tumbuh berarti dalam hal fisik, seperti tinggi badan dan pertumbuhan otak. Kembang berati keterlambatan kemampuan anak seperti merangkak, berjalan, berbicara, dan kemampuan kognitif anak. Selain itu juga dapat menambah resiko anak mudah terkena penyakit saat dewasa nanti, dalam satu penelitian dapat meningkatkan resiko diabetes bila tidak maksimal dalam pemberian ASI eksklusif.

Bundapun tidak perlu khawatir bila diawal masa menyusui ASI yang keluar tidak langsung banyak. Karena usus bayi masih kecil dan ASI yang pertama keluar yang disebut kolostrum ituah yang paling bagus walau jumlahnya sedikit. Bunda harus yakin dan percaya diri, jangan khawatir apalagi stress, sebab kondisi piskologis bundapun dapat mempegaruhi produksi ASI.

Disamping sangat penting untuk anak. Masa menyusui juga memberikan banyak manfaat bagi ibu. Diantaranya dapat mengurangi resiko kanker payudara, dapat memperkuat ikatan ibu dan anak, mempercepat masa penyusutan rahim setelah melahirkan ditandai dengan nifas nornal selama 40 hari, juga berfungsi sebagai KB alami.

“Dagu bayi haruslah menempel pada payudara. Apabila saat menyusui keluar suara angin maka posisinya kurang tepat. Harus sampai tidak keluar suara. Yang dmasukan kedalam mulut bayi bukan hanya sekedar putingnya saja, namun bagian areola yakni bagian hitam sekitar putingpun ikut masuk agar ASI yang keluarpun maksimal,” jawab Mugi menjelaskan bahwa lecet saat menyusui itu terjadi karena posisi menyusui yang kurang tepat.

Begitu pentingnya masa menyusui bagi ibu dan anak, sehingga peran ayah dalam mensupport ibu sangat dibutuhkan agar tetap dalam kondisi yang baik. Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan ayah adalah membantu menyendawakan bayi, mengganti popok, juga melakukan pijat oksitosin,  yakni melakukan pijatan untuk memperancar ASI.

Kegiatan yang dilaksanakan di madrasah al-Usmaniyah, dusun dua desa Rawabelut itu dihadiri oleh 21 ibu menyusui dan 4 Ayah ASI. Diakhir diskusi Orien yang juga anggota PD NA Cianjur menyampaikan bahwa diskusi ini hanya pemicu saja, kedepan harapannya warga bisa melakukan diskusi-diskusi semacam ini.

“Ilmu ini harus disebar seluas-luasnya dan terus didiskusikan oleh warga. Menjadi bahan pembicaraan dimana saja, di pos ronda, pengajian, dimana saja. Sehingga isu stunting ini menjadi isu bersama dan perhatian seluruh warga,” pungkasnya. (Ilham)

Exit mobile version