YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad, MSi kagum dengan berbagai pemikiran para tokoh Muhammadiyah. Terutama mereka yang berkhidmat sebagai pimpinan dari awal berdirinya persyarikatan hingga saat ini.
“Bayangkan saja KH Ahmad Dahlan itu bisa mengubah negara ini, Ki Bagus Hadikusumo pikirannya bisa mengubah negara ini,” tutur Dadang dalam Bedah Buku “Percik Pemikiran Tokoh Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan” di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (20/4).
“Alhamdulillah bedah buku yang luar biasa, kita membedah buku Percik Pemikiran Tokoh Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan, dalam buku ini sarat dengan pemikiran-pemikiran mulia dari generasi ke generasi Muhammadiyah bayangkan saja dari KH Ahmad Dahlan sampai orang terakhir sekarang,” ungkapnya.
Buku tersebut merupakan terbitan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menyajikan sebanyak 60 nama tokoh dan percik pemikirannya. Disusun secara urut alfabetik mulai dari tokoh berawalan nama huruf A yakni Ahmad Badawi, sampai tokoh berawalan nama huruf Z yakni Zainuddin Fananie.
Menurut Dadang, karena keterbatasan dan tidak menginginkan buku yang terlalu tebal maka akan diterbitkan lagi buku selanjutnya. “InsyaAllah ada jilid kedua dan jilid ketiga yang isinya menampung pemikiran tokoh-tokoh lain yang diperkirakan ada 300 sampai 400 orang,” imbuhnya.
“Saya kira buku seperti ini memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa itulah Muhammadiyah. Bukan hanya percik namun guyuran air bah yang bisa mengubah Indonesia,” tambah Dadang lagi. “Saya kira ini perlu terus kita kembangkan,” tandasnya.
Selain itu, lanjutnya, tidak mustahil membuat media informasi pemikiran berbentuk audio, visual maupun video berdasarkan pada pendapat para tokoh Muhammadiyah. “Orang berfikir atau orang berkata itu didasari oleh latar belakang situasi sosial, latar belakang intelektual. Jadi kita bisa menggambarkan mengapa beliau bisa berfikir seperti itu, mengapa bisa berpendapat seperti itu. Karena ada rangsangan-rangsangan sebagai sebuah respon yang ada di sekeliling itu,” urainya.
Hadir sebagai pembedah buku yaitu Prof Abdul Munir Mulkhan. Menurutnya Muhammadiyah mempunyai peran besar mendorong umat untuk mengubah nasibnya. “Menerima nasib terjajah itu ya sudah takdirnya, miskin ya sudah takdirnya. Muhammadiyah justru menggerakkan masyarakat untuk sadar bahwa dirinya berdaya,” katanya.
Munir menyampaikan bahwa Muhammadiyahlah yang pertama kali mendirikan balai-balai kesehatan, lembaga pendidikan, rumah miskin, maupun amal usaha sosial lainnya hanya untuk membantu secara kemanusiaan. “Bukan untuk mengislamkan semua orang, bukan kemudian membuat orang Islam menjadi pengikut Muhammadiyah, itu dilakukan semata-mata demi kemanusiaan atas nama ajaran Islam,” ungkap guru besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut.
Sementara itu, Ketua MPI PP Muhammadiyah Dr Muchlas MT menyampaikan bahwa melalui bedah buku tersebut banyak yang belum terakomodasi dan akan disempurnakan lagi kedepannya. “Terkait beberapa hal yang mendukung tentang pemikiran-pemikiran yang sudah disampaikan oleh beberapa tokoh Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan,” katanya.
Kemudian Muchlas mengungkapkan bahwa saat ini MPI sedang fokus untuk merealisasikan Museum Muhammadiyah yang telah memasuki tahap kedua. “Tahap pertama kemarin adalah kerangka untuk konstruksi bangunan dan itu sudah selesai. Sekarang memasuki tahap kedua yaitu tahap arsitektural dan tahap pengisian konten museum,” tutur Wakil Rektor I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tersebut.
Museum Muhammadiyah, masih menurut Muchlas, bisa menjadi sarana atau media untuk merebut tafsir Muhammadiyah. “Selama ini kita rasakan tafsirnya masih belum sesuai, jadi Muhammadiyah di dalam berperan pada masa pra-kemerdekaan, saat kemerdekaan, dan pasca kemerdekaan ini perlu kita berikan tafsir yang sesuai dengan keadaan yang sesunggunya,” pungkasnya. (Riz)
E-book Percik Pemikiran Tokoh Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan dapat didownload disini