Oleh: Sudarnoto Abdul Hakim
Mencermati suasana menjelang dan setelah pelaksanaan Pilpres dan Pileg 17 April 2019 dan dilandasi oleh niat yang tulus dan berharap ridlo Allah SWT, Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) merasa perlu dan terpanggil untuk menyampaikan beberapa pandangan kepada masyarakat luas terutama terkait dengan dampak dinamika politik terhadap pendidikan sebagaimana terurai di bawah ini.
- Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya sadar semua pihak untuk menginternalisasikan nilai-nilai luhur baik yang diajarkan oleh ajaran agama maupun Pancasila kepada seluruh anak bangsa. Pembentukan karakter dalam rangka memperkokoh peradaban bangsa adalah merupakan tujuan penting dari pendidikan.
- Disamping lembaga pendidikan, semua warga bangsa, lembaga dan kekuatan sosial politik memiliki kewajiban moral untuk ikut serta membangun kesadaran dan menggerakkan pendidikan secara menyeluruh di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, maka akan tercipta suasana dan kehidupan yang bermartabat di mana nilai-nilai luhur dijunjung tinggi dan kebersamaan serta perdamaian tercipta.
- Patut disyukuri bahwa sebagai bangsa yang besar, Indonesia telah melampaui masa-masa yang tidak mudah dalam menyemai, memperkokoh dan merawat demokrasi. Berbagai hambatan, tantangan dan bahkan masalah senantiasa muncul. Menjelang pelaksanaan Pilpres dan Pileg, misalnya, berbagai fakta menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur yang telah menjadi bagian fundamental dari kehidupan berbangsa dan bernegara mengalami turbulensi sosial. Ujaran kebencian, fitnah, hoax, merendahkan martabat, psychological attack, tidak saling menghargai dan bersikap antipati kepada orang lain yang berbeda pilihan politik telah dengan sangat gamblang menggambarkan demokrasi kita sedang mengalami terpaan musibah.
- Komisi Pendidikan dan Kaderisasi sangat menyesalkan munculnya Turbulensi sosial ini karena bisa berdampak luas secara sosial politik. Tidak saja nilai-nilai luhur seperti kesantunan dalam berujar dan bertindak, saling menghormati, saling menjaga terabaikan dalam komunikasi dan pergaulan sehari-hari, akan tetapi integrasi, patriotisme dan nasionalisme juga terganggu. Nilai luhur agama, Pancasila dan kemanusiaan mengalami gangguan. Momentum Pilpres dan Pileg yang seharusnya menjadi laboratorium dan pendididikan demokrasi dan politik terutama bagi kaum milenial mengalami gangguan oleh narasi, ujaran dan tindakan yang tidak produktif.
- Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mendukung sepenuhnya kepada pimpinan ormas-ormas Islam, tokoh agama, elit sosial politik dan siapa saja yang selama ini dengan penuh dedikasi telah berusaha mengingatkan kepada masyarakat, seluruh kontestan dan para pendukungnya serta tim relawan untuk senantiasa menjaga muruah bangsa dan integrasi bangsa.
- Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI juga menyampaikan syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT dan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada penyelenggara pemilu dan semua pihak yang telah berhasil menunjukkan dedikasi dan tanggung jawab yang sangat besar dalam menyelenggarakan pemilu secara jurdil. Ini adalah sikap yang luhur yang harus didukung sepenuhnya oleh semua pihak.
- Semua pihak, terutama para elit, harus berkemauan dan berkemampuan mendorong masyarakat luas apapun pilihan politiknya untuk memperkokoh trust dan menjaga KPU dan Bawaslu untuk bekerja sesuai dengan tugas dan amanah yang diemban. Kesabaran, tawakal dan keteladanan sangat dibutuhkan untuk membangun ketenangan atau ketentraman masyarakat dan stabilitas sosial politik. Jika diyakini ada masalah, maka harus diselesaikan secara hokum.
- Saat ini yang sangat dibutuhkan adalah guru-guru bangsa yang karena karakternya yang kuat benar-benar diteladani dan dihormati serta dicintai oleh masyarakat luas. Merekalah yang senantiasa menyemai ketentraman dan kedamaian, bukan yang justru mengeruhkan dan menggalaukan masyarakat. Bersama guru guru bangsa masyarakat dan semua kekuatan sosial politik mampu membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang damai, bermartabat dan berperadaban.
__
Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI