BANTUL, Suara Muhammadiyah – Dewasa ini, dunia telah memasuki era baru yang disebut dengan Revolusi Industri 4.0 dimana semua hal dilakukan menggunakan teknologi. Untuk itu, bagi kelompok atau orang yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepat akan dengan mudah tenggelam dan hilang. Sektor bisnis salah satunya, untuk bisa tetap eksis dan bertahan di tengah persaingan, pelaku bisnis harus bisa memanfaatkan teknologi dengan baik untuk melakukan inovasi.
Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta (Bank BPD DIY), Drs. Santoso, MM. menjelaskan jika para pelaku bisnis tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada maka akan tertinggal. Bank juga menjadi salah satu lembaga keuangan yang harus bisa memanfaatkan teknologi dengan baik dan tepat. “Kalau bank tidak mengandalkan teknologi informasi tentu akan ditinggalkan oleh para nasabahnya,” ujarnya saat mengisi Workshop yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan tema Creative Business in Destruptive Innovation 4.0 di Gedung Pascasarjana Kampus Terpadu UMY pada Sabtu (27/4).
Kemudian Santoso juga mengatakan bahwa perkembangan Teknologi Finansial (Fintech) juga harus dimanfaatkan oleh para praktisi bisnis sebagai salah satu cara untuk bisa berkembang dan memperluas mitra dari bisnis yang dijalankan. “Bagaimana Fintech kita gunakan sebagai perpanjangan tangan untuk menjangkau para nasabah yang berada pada pada level tertentu,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama CEO ESRI Indonesia Digantara Tarmizi mengutarakan bahwa perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang diciptakan oleh manusia sudah dapat menyamai kecerdasan manusia dalam beberapa hal. Oleh karena itu Digantara mengingatkan bahwa kemampuan manusia harus tetap ditingkatkan supaya bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik serta tepat. “Kadang-kadang kita perlu bertanya, apakah skill yang kita miliki sudah cukup untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0 atau skill yang kita miliki masih tertinggal. Cari hal-hal yang bisa membantu kita memahami semua perubahan-perubahan dahsyat di bidang teknolgi digital, karena apabila kita mampu mencari dengan tepat pasti tidak akan tenggelam,” ungkapnya.
Sementara itu, Ir. H. Heppy Trenggona, M.Kom. yang berasal dari Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) menyayangkan prilaku konsumtif orang Indonesia yang terpengaruh dengan kemajuan teknologi yang ada. Ia mengatakan bahwa Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara paling konsumtif. “Indonesia hari ini menjadi sasaran empuk para pengusaha dari luar negeri,” katanya.
Heppy menjelaskan bahwa jalan keluar untuk menjadi negara yang maju dengan cara menggunakan serta mengkonsumsi barang yang diproduksi dari dalam negeri. Semangat wirausaha dan mencintai produk dalam negeri menjadi langkah yang tepat untuk menjadi negara yang besar.(ak)