Dari Pabrik Minuman Jadi Gudang Kemanusiaan

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Lazismu dan Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan Gudang Kemanusiaan di Balecatur, Gamping, Sleman. Gudang Kemanusiaan ini merupakan tempat penyimpanan logistik yang nantinya akan didistribusikan dalam rangka membantu masyarakat yang terdampak bencana.

“Muhammadiyah mempunyai kontribusi besar dalam bidang kemanusiaan. Kita tahu kiprah organisasi Muhammadiyah, khususnya melalui Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) atau MDMC melakukan program-program di lokasi bencana di berbagai tempat,” tutur Direktur Utama Lazismu, Hilman Latief, Senin (29/4).

Saat ini, kata Hilman, relawan MDMC masih ada di Palu, di Lombok dan berbagai tempat lainnya dalam rangka membantu para penyintas di sana.

“Beberapa waktu lalu Lazismu dan MDMC mencari tempat di mana kita punya stok logistik kemanusiaan yang siap dikirim ke berbagai lokasi bencana,” katanya.

Hilman mengatakan Gudang Kemanusiaan yang kini ditempati dulunya merupakan pabrik minuman. Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah Barori Budi Aji mengatakan Gudang Kemanusiaan ini berada di lokasi yang strategis di jalan nasional dan memiliki luas tanah dan bangunan sekitar 2.700 meter persegi.

“Ini pabrik kita sewa InsyaAllah selama 5 tahun. Inginnya kita punya sendiri, membeli, atau menggunakan tanah wakaf,” tandas Hilman.

Akan tetapi selama satu tahun bersama MDMC mencari tanah wakaf milik Muhammadiyah yang berlokasi di pinggir jalan agak lumayan sulit atau belum mendapat informasi. “Kenapa harus pinggir jalan, karena tempatnya harus masuk truk besar, truk logistik dan lain-lain,” imbuhnya.

Gudang Kemanusiaan Lazismu – MDMC (Dok Riz/SM)

Ketua MDMC PP Muhammadiayah, Budi Setiawan, menyatakan bahwa gudang logistik sangat penting bagi lembaga kemanusiaan. Budi menceritakan terkait kejadian bencana tsunami di Aceh tahun 2004, “ketika di awal hari pertama kita kebingungan tidak punya apa-apa, hari ketujuh kita kebingungan untuk menyimpan barang.”

Begitu juga saat gempa Yogyakarta tahun 2006, gedung PP Muhammadiyah penuh dengan logistik, bantunan terus datang silih berganti. “Umat Islam, warga Muhammadiyah itu demikian luarbiasanya kalau liat orang kesusahan, langsung semuanya bermaksud membantu, baik itu pakaian, kelebihan makanan, sampai kita bingung menempatkannya,” tandas Budi.

Budi menyampaikan Gudang Kemanusiaan ini juga menjadi laboratorium menyemai kerelawanan bagi anak-anak pelajar SD maupun mahasiswa. Selain itu juga, Pimpinan Muhammadiyah maupun Ortom yang berada di sekitar Gudang Kemanusiaan dapat memanfaatkannya untuk berkegiatan. (Riz)

Exit mobile version