SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi melepas lulusan Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta Keluarga 93 Tahun Pelajaran 2018/2019.
Pelepasan Siswa Kelas VI Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta tersebut diselenggarakan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Rabu (1/5).
Sebagai sekolah kader yang didirikan langsung oleh KH Ahmad Dahlan, pelepasan lulusan kali ini merupakan awal Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta menapaki abad kedua.
Hadir Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Anwar Abbas, Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998-2005 Prof Dr Syafii Maarif, MA dan Sekretaris PP Muhammadiyah yang juga BPH Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta Dr Agung Danarto, MAg.
Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, Aly Aulia, Lc MHum mengungkapkan dalam kesempatan ini dilakukan pelepasan sebanyak 169 siswa yang berasal dari 20 provinsi di Indonesia.
“Tentunya sebagai alumni Madrasah Muallimin Muhammadiyah, yang jelas sebagai sekolah yang dirintis langsung oleh KH Ahmad Dahlan sang pendiri Muhammadiyah, yang sejak pertama kali didirikannya terpatri kepada seluruh alumninya adalah anak panah Muhammadiyah yang senantiasa siap ditugaskan dimanapun, sebagai ulama, pemimpin, dan pendidik yang membawa misi gerakan persyarikatan,” ungkap Aly.
Sebagai seorang kader, katanya, seyogyanya untuk berkepribadian sebagai seorang kader dan mencerminkan sebagai sosok yang senantiasa bergerak untuk berkhidmat dengan penuh keikhlasan dan istiqamah. “Jadilah pribadi yang bergerak terus dalam melaksanakan segala sesuatu apapun Allah pasti akan membalas apa yang kita lakukan,” imbuh Aly.
Prof Dr Ahmad Syafii Maarif, MA menyampaikan para lulusan Madrasah Muallimin Muhammadiyah perlu untuk merenungkan kembali bagaimana tujuan dari seorang hamba diturunkan ke bumi. Selain itu, para alumni, abituren Madrasah Muallimin Muhammadiyah juga perlu mempersiapkan diri sebelum terjun ke masyarakat.
“Siapkan diri dengan ilmu pengetahuan, perluas pergaulan, bukan hanya sesama Muhammadiyah, tetapi juga sesama bangsa,” kata Buya Syafii. “Kita boleh berbeda agama, berbeda keyakinan politik, berbeda latar belakang, tetapi kita satu dalam kemanusiaan,” tuturnya.
Buya mengungkapkan Muallimin bukan hanya kader Muhammadiyah tetapi juga kader kemanusiaan dan kebangsaan. “Jadilah anda bagian dari tenda besar untuk melindungi bangsa ini, untuk melindungi negara ini dengan wawasan keislaman yang menyejukkan, wawasan keislaman yang ceria, wawasan keislaman yang tak mudah terkapar,” pungkasnya. (Riz)