Bulan Ramadhan hadir kembali. Umat Islam tentu memulai puasa untuk satu bulan lamanya. Bulan penuh berkah itu datang kembali secara rutin sebagai ibadah sanawiyah atau ibadah tahunan. Mereka yang sudah berusia lanjut tentu pengalaman puasanya kian panjang dibanding yang lebih muda.
Pertanyaannya, apa yang membekas dalam diri dengan puasa dan rangkaian ibadah lainnya selama satu bulan setiap tahun itu? Sebuah pertanyaan yang memerlukan refleksi diri setiap Muslim yang berpuasa, baik selaku individu maupun kolektif. Benih rohani apa yang dapat ditanam dan dikembangkan dalam kehidupan umat Muslim khususnya di negeri yang mayoritas beragama Islam ini. Jawaban normatifnya tentu setiap Muslim atau umat Islam makin bertakwa karena sudah tergembleng sebulan setiap setahun sehingga terjadi akumulasi kualitas ketakwaan yang kokoh.
Menurut para ulama, takwa ialah menjalankan segala perintah Allah, menjauhi segala larangan-Nya, dan (hasilnya) dijauhkan dari siksa neraka. Orang bertakwa selalu tergerak untuk berbuat jujur, benar, adil, terpecaya, dan melakukan segala kebaikan untuk dirinya, keluarga, masyarakat, dan umat manusia keseluruhan. Sebaliknya insan bertakwa akan senantiasa menjauhi hal-hal yang salah, buruk, dan tidak pantas dalam kehidupannya.
Insan bertakwa selalu bertaqarrub kepada Allah dan menjalani kehidupan dengan benar, baik, dan patut sesuai tuntunan ajaran Islam. Insan muttaqin itu senantias beriman, berilmu, dan beramal shalih dengan sepenuh hati untuk meraih kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Orang bertakwa itu hidupnya bersih lahir dan batin, disiplin, tanggungjawab, taat aturan, suka bekerja keras, berani dalam kebenaran, rasa malu ketika salah, serta memiliki kehormatan dan martabat diri yang tinggi selaku manusia yang mulia dan utama.
Karenanya, diharapkan dengan ibadah Ramadhan tahun ini makin mengaktualisasikan nilai dan perilaku takwa dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan universal. Kepada segenap Muslim diajak untuk memulai puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan dengan niat ikhlas karena Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah, dan mewujudkan amal-amal Islami yang membawa pada kebaikan, kedamaian, kemajuan, dan kebahagiaan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan relasi antarumat manusia universal.
Puasa dan seluruh ibadah yang dilakukan setiap Muslim seperti tadarus Al-Qur’an, shalat tarawih atau shalat sunah lainnya, dan berbagai ritual ibadah yang tampak khusyuk secara lahiriah niscaya menjadikan setiap Muslim shalih jiwa, pikiran, dan tindakannya. Lebih-lebih di era media sosial dan politik yang sangat keras atau bebas saat ini, termasuk di tahun politik. Tanamkan jiwa baik terhadap sesama meski yang berbeda dan tidak sepaham atau sehaluan. Hindari ujaran-ujaran yang kasar, keras, panas, dan menyulut situasi konflik di tubuh umat dan bangsa. Jika benar ahli puasa, ahli tadarus Al-Qur’an, dan ahli ibadah, maka tampilkan sikap shalih dan ihsan yang sejati dan tidak hanya tampak di luar belaka.
Ramadhan benar-benar harus menjadi wahana transformasi spiritual keshalihan yang dalam diri setiap Muslim. Jadikan puasa dan ibadah Ramadlan sebagai proses tranformasi spiritual ihsan yang membentuk keshalihan individual dan keshalihan sosial sehingga kehidupan di negeri ini bebas dari korupsi serta segala bentuk penyimpangan dan kerusakan, sebaliknya terwujud tatanan kehidupan dan keadaban yang serbautama. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, semoga Allah memberikan kekuatan, pahala, anugerah, dan ridha-Nya untuk kita semua. (hns)