BANTUL, Suara Muhammadiyah – Indonesia kini memiliki berbagai problem kebangsaan yang terjadi akibat proses kencang masyarakat kehilangan pegangan dan arah . Selain itu dikhawatirkan demokrasi tanpa moral menggerogoti bangsa yang menjadikan demokrasi liar, liberal dan transaksional.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr M Busyro Muqoddas dalam Pengajian Ramadhan 1440 H di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jum’at (10/5). Dampak dari demokrasi yang transaksional menyebabkan maraknya korupsi, tandus akal budi dan daya nalar politik kerakyatan.
Oleh karena itu menurut Busyro perlu Aktualisasi Risalah Pencerahan dalam Kehidupan Kebangsaan. Langkahnya, Busyro menyampaikan agar semua unit pimpinan Muhammadiyah dan Amal Usaha menjalin komunikasi dengan semua elemen bangsa melalui agenda silaturahim kebangsaan.
“Indonesia memiliki nilai-nilai dasar yang kalau kita telaah konstruksinya sama dengan MKCH, Khittah dan tradisi Muhammadiyah,” katanya. Nilai-nilai tersebut seperti berbasis pada modalitas, komitmen, nilai-nilai kejujuran atau transparansi hingga nilai-nilai yang berorientasi pada ideologi kerakyatan dan keadilan.
Selain itu, Busyro menyarankan agar Muhammadiyah juga turut telakukan agenda riset problem daerah, kajian hasil riset dan tawaran kerja sama perumusan konsep arah pembangunan, penyusunan APBD berbasis daulat rakyat dan transparansi publik termasuk pendidikan politik transformatif.
“Riset ini perlu diarahkan dalam konteks problem-problem kebangsaan dan sekaligus mencari solusinya,” pungkasnya. (Riz)