BANTUL, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Yunahar Ilyas, Lc, MA menyampaikan bahwa Risalah Pencerahan Muhammadiyah dapat dilakukan dengan cara membebaskan, memberdayakan, dan memajukan.
“Kita ingin Islam yang damai, yang aman, tenteram tetapi juga yang maju,” kata Yunahar dalam Pengajian Ramadhan 1440 H di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jum’at (10/5).
Yunahar menyampaikan materi tentang Risalah Pencerahan Aktualisasi dalam Kehidupan Keummatan. Bersama Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq A Mughni MA PhD, dan Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Pradana Boy ZTF.
Menurut Yunahar, cara agar terlaksananya pencerahan umat yaitu dimulai dengan melakukan pemahaman. “Kita harus berangkat dari pemahaman,” tandasnya.
Maka pentinglah Islam wasathiyah, Islam moderat yang berarti tawwasut (di tengah), tawazun (seimbang), taadul (adil), shirat al-Mustaqim, jalan lurus sesuai AlQuran dan AsSunnah, tidak menyimpang ke kanan, tidak menyimpang ke kiri.
Setelah itu, untuk bisa terjadi pencerahaan adalah ketaatan sampai kepada tingkat keshalihan. “Ini adalah konsep dakwah bagaimana caranya membina ummat kita supaya taat dan shalih,” tuturnya. Yunahar mencontohkan KH Ahmad Dahlan seperti bagaimana setelah membaca, memahami, mengerjakan, hingga memberikan contoh.
Kemudian yaitu produktivitas. “Alhamdulillah kita di Muhammadiyah semboyannya sudah bagus: sedikit bekerja banyak bekerja,” tandas Guru Besar Ulumul Quran UMY tersebut.
Terakhir, kata Yunahar, yaitu kebersamaan. Tidak hanya internal Muhammadiyah, akan tetapi kebersamaan antar ummat. Dilakukan melalui pembinaan ummat mulai pembinaan pribadi, pembinaan iman, pembinaan takwa, dan Islamisasi kehidupan. “Setelah mereka secara pribadi telah menjadi kuat baru dibina ruhul jamaahnya, kebersamaanya,” tukasnya.
Oleh karena itu perlu diperkuat ukhuwah Islamiyah. “Fisik bisa berjauhan, visi bisa berbeda, tapi kalau hati sudah sama, tidak akan menjadi masalah, tetap mengedepankan ukhuwah Islamiyah,” kata Yunahar.
Jika pribadi-pribadi sudah kuat, masih menurut Yunahar, kemudian ruhul jamaahnya kuat, hatinya sudah menyatu karena ukhuwah Islamiyah, inilah yang menjadi ummat. “Kalau itu sudah terjadi baru kita bisa berharap al falah,” pungkasnya. (Riz)