PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Pada umumnya pohon pisang (debog) yang sudah diambil buahnya akan dibuang, dibiarkan membusuk untuk menjadi pupuk alami, bahan baku tali atau hanya untuk pakan ternak saja. Berbagai penyebab dikarenakan kurangnya pengetahuan wawasan dan informasi tentang pemanfaatan batang pohon pisang tersebut. Jumlah batang pisang yang cukup banyak apabila diolah akan memiliki nilai jual yang tinggi.
Hal ini menelisik daya kreativitas mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Daur Ulang Debog Dolls (PKM Dalang Bodol) untuk meningkatkan nilai manfaat pada pohon pisang atau debog tersebut dengan mengolahnya salah satunya menjadi boneka yang unik dan ramah lingkungan.
“Daerah Purworejo potensi alam terutama buah pisang sangat melimpah tetapi hingga saat sebagian besar masih terbatas pemanfaatannya pada buah dan daun sedangkan batangnya belum termanfaatkan dibiarkan saja. Kami mencoba menginisiasi pemanfaatannya untuk dijadikan kerajinan berupa bermacam boneka yang unik dan tentunya ramah lingkungan,” ungkap Aulia Yulia Rahma selaku Ketua Program, Senin (17/6).
Dalam tim PKM Dalang Bodol ini terdiri dari Aulia Yulia Rahma (Pend. Matematika), Febriyanto Kurniawan (Pend. Matematika), Nur Laeli Sangadah (Pend. Matematika), Istiqomah (Pend. Matematika) dan Endah Sulistiani (Pend. Bahasa Inggris) dengan dibawah bimbingan Isnaeni Maryam sebagai dosen pembimbing.
Dalang bodol sebagai upaya pengolahan daur ulang limbah organik pohon pisang. Dimana terbuat dari debog pisang yang sudah dikeringkan. Ada berbagai macam bentuk dalang bodol seperti, boneka hias, boneka wisuda, boneka pernikahan, dan gantungan kunci. Hasil kreasi boneka ini dibandrol dengan harga bervariasi mulai dari 5 ribu rupiah sampai 250 ribu rupiah. Pemasaran dalang bodol melalui instagram (@dalangbodol), fb (dalang bodol), dan melalui kontak pesan Whattsapp.
Dalam pembuatannya digunakan perlengkapan peralatan seperti pisau, gunting, tang, gluegun, jarum jahit. Sedangkan bahan yang digunakan yakni debog, kawat, lem tembak, kain perca, dakron, ranting, tusuk sate, koran, benang woll dan benang jahit.
Adapun langkah pembuatan diawali dengan mengumpulkan limbah pelepah pisang (debog pisang), dipotong menjadi beberapa bagian, kemudian debog ditipiskan menggunakan pisau, setelah itu dijemur sampai kering. Untuk menambah variasi, debog pisang diwarnai menggunakan pewarna kain. Sebagai kerangka penopang bisa memanfaatkan kawat atau botol bekas, selanjutnya melapisi kerangka dengan koran dan debog pisang yang sudah kering. Menghias kerangka tersebut dengan berbagai macam bentuk baju (dari debog) juga, celana atau rok sesuai selera. Memberi kepala boneka yang terbuat dari kain flanet yang diisi dengan dakron. Terakhir menghias rambut boneka bisa menggunakan pita ataupun kain perca.
“Harapannya dengan inovasi Dalang Bodol ini bisa memberikan solusi pengolahan limbah batang pisang dalam bentuk dengan nilai manfaat, nilai ekonomis lebih tinggi dari biasanya serta memberikan peluang usaha bagi masyarakat. Terutama ke depan kami akan membagikan ilmu keterampilan ini pada ibu-ibu rumah tangga dan remaja agar turut mendapatkan manfaatnya,” pungkas Aulia. (A Musdani)