HALAMAHERA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama LazisMu menurunkan tim asistensi dari MDMC Maluku Utara ke wilayah yang terdampak gempa di Halmahera Selatan.
Berdasarkan informasi yang dilaporkan oleh BPBD setempat, saat ini tercatat 971 rumah rusak berat. Sementara itu, koban meninggaldunia bertambah dari 2 menjadi 4 orang.
Saat dihubungi MDMC, Kepala Laboratorium Geologi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Abdul Kadir menyatakan bahwa hingga pagi ini gempa susulan terus terjadi dan tercatat sudah 89 kali gempa susulan. Namun intensitasnya cenderung menurun, menuju stabil. “Kami terus menghimbau warga agar mengikuti informasi dari BMKG dan tidak perlu panik,” Selasa, (16/7).
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa warga resah karena isu gempa yang berkepanjangan seperti yang terjadi di Jailolo. Namun gempa yang terjadi kemarin adalah gempa tektonik, berbeda dengan yang terjadi di Jailolo, yaitu gempa vulkanik. Abdul Kadir juga menambahkan rangkaian gempa susulan itu terjadi juga karena gempa bumi berkekuatan 7,2 SR sehingga memerlukan waktu untuk kembali stabil, dan tidak ada potensi tsunami.
Gempa bumi ini mengakibatkan kerusakan di beberapa daerah. Adapun kerusakan terbanyak ada di Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Barat dengan jumlah 380 unit. Kerusakan dengan kategori Rusak Berat pada rumah juga teridentifikasi di Desa Rangga Rangga 300 unit, Lemo Lemo 131, Tomara 90, Kua 30, Luaro 22, Caitu 10, Sawat 6 dan Tanjung Jere 2. Kerusakan berat (RB) pada infrastruktur bangunan mencakup gedung sekolah 6 unit, masjid 2, gereja 1, Polindes 1, PAUD1, dan rumah guru 1.
Menyikapi bencana gempa bumi di Halmahera Selatan, MDMC telah melakukan koordinasi dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di Provinsi Maluku Utara untuk menggalang bantuan dan menyiapkan Sumber Daya Manusia. Saat ini, Muhammadiyah telah mendirikan pos koordinasi penanggulangan darurat bencana (Poskoor) di kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jl. Delima No. 75 Kel. Toboko Kota Ternate. Selain itu MDMC PP Muhammadiyah telah menerjunkan 4 orang personel sebagai tim asistensi menuju lokasi gempa bumi untuk mendukung penanganan darurat dan MDMC Maluku Utara dari Ternate menuju Halmahera untuk membantu MDMC Halmahera melakukan aktivasi pos pelayanan dan mengkaji segala kebutuhan.
Adapun jenis pos pelayanan yang disiapkan oleh MDMC berupa pos kesehatan, logistik makanan, hunian, dan air bersih. Ke depan, MDMC akan membuka lokasi pos pelayanan sesuai dengan hasil asesmen. Upaya respon yang dilakukan MDMC yaitu 16 Juli hingga 16 Agustus 2019.
Koordinator Divisi Tanggap Darurat MDMC PP Muhammadiyah, Indrayanto, menerangkan bahwa upaya penggalangan bantuan terus dilakukan oleh MDMC bersama LazisMu melalui rekening bersama untuk bencana alam . Hingga saat ini beberapa bantuan diupayakan, seperti tim medis pendukung yang sudah disiapkan dari RS Muhammadiyah Lamongan untuk dukungan layanan kesehatan, pengadaan bantuan hunian darurat, dan bantuan logistik makanan yang disiapkan warga Muhammadiyah Maluku Utara bersama Kampus Muhammadiyah Maluku Utara, dan sumber daya manusia dalam koordinasi One Muhammadiyah One Respone (OMOR).
Melihat kejadian gempa yang cukup parah, Indrayanto mengatakan perlunya dukungan oleh seluruh keluarga besar Muhammadiyah se-Indonesia. “MDMC bersama LazisMu PP Muhammadiyah terus berkomitmen dalam upaya respon gempa Halmahera. Kami terus bergerak membantu masyarakat dan pemerintah juga berkoordinasi dengan para pihak pemangku kebijakan dan lembaga penanggulangan bencana lainnya,” tutupnya. (Azza/Aulia)