YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menghadapi perkembangan dunia pendidikan tinggi yang kian pesat, sebagai salah organisasi pertama yang membangun institusi pendidikan Islam modern di Indonesia, Muhammadiyah melalui Perguruan Tinggi (PTM) nya harus memahami nilai serta cita-cita yang menjadi pembeda dengan institusi pendidikan tinggi lainnya.
Di dalam Leadership Training Angkatan ke-4 PTM yang digelar oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengambangan (Dikti) PP Muhammadiyah di Hotel Jayakarta, pada Senin (15/7), Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan setidaknya empat hal yang harus dilakukan oleh PTM.
Pertama, hal yang mendesak dan harus terus dijaga adalah agenda ideologisasi. Tugas untuk menanamkan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan di PTM merupakan tugas seluruh stakeholder yang terlibat di dalam PTM. Kegiatan tersebut hendaknya bukan hanya menjadi formalitas saja namun juga bisa tertanam sebagai kultur keseharian di masing-masing PTM.
“Al-Islam Kemuhammadiyahan itu harus menjadi pondasi dan bangunan dalam proses dan sistem seluruh pendidikan di Muhmmadiyah.”
Poin kedua yang digarisbawahi oleh Haedar adalah perkara regulasi. Penguatan regulasi dan sistem, salah satunya dalam hal keuangan menjadi hal yang harus dicermati agar bisa membangun tata kelola yang baik.
Termasuk poin ketiga yaitu pentingnya sinergitas yang juga ditekankan oleh Haedar. Dalam hal ini semangat taawun oleh Haedar dijadikan pegangan untuk terus digelorakan oleh PTM dan persyarikatan secara umum.
Terakhir, Haedar mendorong bagi setiap PTM untuk memiliki semangat untuk terus mengembangkan diri untuk memiliki jangkauan serta kualitas yang lebih dari yang dimiliki saat ini. Menjadi ‘Center of Excellence’, PTM harus memiliki strategi pengembangan yang bisa dijadikan acuan. Bagi Haedar, 167 PTM yang saat ini tersebar di seluruh penjuru tanah air tidak lain merupakan buah pengkhidmatan dari segenap elemen persyarikatan yang terlibat. (Th)