Rektor UMY: Inovasi Harus Mempertimbangkan Aspek Keberlanjutan

BANTUL, Suara Muhammadiyah – Kemajuan teknologi membuat semua pihak dituntuk untuk beradaptasi menghadapi perubahan. Pentingnya kemampuan untuk berkembang dan mengadopsi perubahan mendorong pihak-pihak terkait untuk melakukan hal baru berupa inovasi agar dapat bertahan dan berkembang. Kini inovasi tidak lagi sekadar memberikan cara baru, namun juga aspek sosial, lingkungan dan finansial sebagai bagian dari pertimbangan.

Hal tersebut menjadi perhatian penting dalam 3rd International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dibuka langsung oleh Rektor UMY Dr IR Gunawan Budiyanto, MP di Sportorium UMY, Selasa (30/7). 3rd ICoSI diikuti sebanyak 925 peserta dari 15 negara.

Gunawan menyampaikan bahwa inovasi harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan. “Pada prinsipnya semua bentuk pembangunan akan mengganggu keseimbangan natural. Karena itu inovasi harus diterapkan dan berguna untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tanpa atau dengan dampak sekecil mungkin terhadap aspek kehidupan,” tutur Gunawan.

Menurutnya inovasi yang ideal adalah pembangunan atau penemuan cara baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia dalam kehidupan. “Prinsipnya adalah inovasi yang dihasilkan mampu menaikkan kualitas kehidupan dengan menekankan dampak buruk yang mungkin terjadi sekecil mungkin,” ujarnya.

“Contoh, kini perangkat-perangkat otomatisasi dan robotika banyak digunakan untuk menggantikan pekerjaan yang sebelumnya dilaksanakan manusia. Dalam banyak kasus, ini akan menjadi fenomena yang cukup serius terutama di negara degnan penduduk berjumlah besar seperti Indonesia,”

“Pasalnya banyak pekerjaan bersifat padat karya yang bergantung pada tenaga manusia, seperti pembangunan infrastruktur, pertanian hingga community development. Ini kemudian menjadi fokus pembahasan, bagaimana inovasi baru tidak hanya mempertimbangkan kepentingan praktis dan efisiensi semata. Dengan demikian inovasi terbaru tersebut kita harapkan kedepannya tidak akan merugikan manusia dan kemanusiaan,” urai Gunawan.

3rd ICoSI (Dok BHP UMY/SM)

Wakil Rektor Bidang Akademik UMY, Dr Sukamta, ST, MT menjelaskan bahwa 3rd ICoSI menjadi forum untuk mendiseminasikan hasil riset berisi temuan terbaru dalam beragam bidang yang akan memberikan perspektif tentang bagaimana menghadapi disrupsi akibat perkembangan yang terjadi. membahas 3 bidang utama yaitu; teknologi-teknik, kemanusiaan sosial dan pendidikan, serta kesehatan dan nursing. Bidang tersebut dieksplorasi dalam 9 fokus konferensi.

Sembilan fokus konferensi tersebut yaitu ISHERSs (International Symposium on Social Sciences, Humanities, Education, and Religious Studies); ICIEFI (International Conference of Islamic Economic and Financial Inclusion); ICISDe (International Conference on Islamic Studies in the Digital Era) ICoSA (International Conference on Sustainable Agriculture); ISCEIE (International Symposium of Civil, Environmental, and Infrastructure Engineering); ICONURS (International Conference on Nursing); ICoELTICs (International Conference of English Language Teaching, Literature & Linguistics); ISETH (International Symposium of Engineering, Technology, and Health Sciences); ASIAN-Col (ASIAN Conference on Comparative Laws).

Prof Alberto Gomes yang berasal dari La Trobe University, Spanyol menyampaikan bahwa kemanusiaan saat ini berada di ambang kejatuhan. 68 persen hutan dunia sudah rusak, 80 persen sungai dunia kini tidak lagi bisa menyokong kehidupan di dalamnya, termasuk dengan pemanasan global yang semakin menjadi-jadi. Ia mengatakan bahwa hal yang harus dilakukan adalah kembali ke cara lama, yaitu dengan menanamkan budi luhur dalam setiap hal baru yang dihasilkan.

“Dengan meregenarasi sesuatu yang sudah ada sebelumnya dengan pemikiran baru, karena kita tidak bisa mencari penemuan baru dengan pikiran yang juga menghasilkan masalah. Jadi yang perlu kita lakukan mungkin adalah menggunakan cara lama untuk mengatasi permasalahan masa kini,” ujarnya saat menjadi pembicara kunci 3rd ICoSI.

Alberto menyebutkan bahwa budaya Asia menjadi potensi besar untuk memberikan pengaruh bagi kehidupan umat manusia kedepan. Kemudian Gomes juga menjelaskan bahwa kerusakan lingkungan bermula dari tindakan manusia. Untuk itu betapa pentingnya penenaman nilai untuk mencintai alam.

Prof Alberto Gomes dari La Trobe University Spanyol dalam 3rd ICoSI (Dok BHP UMY/SM)

“Terutama dengan menggunakan potensi Asia, maksudnya pakai nilai luhur lama asia untuk kemudian dikorporasikan dengan pemikiran masa kini untuk memecahakan masalah masa kini. Melihat melalui perspektif Asia dan nilainya. Saya dulu berpikir bahwa akar dari masalah lingkungan yang terjadi adalah karena gangguan pada ekosistem dan hal-hal bersifat ekologis lainnya. Ternyata salah, yang saya dapati semua ini bermula dari keegoisan kita, keserakahan, dan juga apatisme. Ini yang harus kita atasi dengan mentransformasi spiritual dan kulturalnya,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Institute, Dr. Reza Alingkusumo menuturkan bahwa inovasi di bidang teknologi sangat berpengaruh kepada perkembangan ekonomi di masa kini. Untuk itu, kualitas setiap manusia harus terus menerus ditingkatkan agar dapat beriringan dengan kemajuan teknologi.

“Karenanya inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dan pekerjaan merupakan kebutuhan yang penting. Artinya inovasi, pengembangan, dan aplikasi dari ide baru dan teknoogi yang dapat menyokong input untuk menghasilkan level output yang lebih besar dari barang dan jasa adalah kebutuhan. Inovasi bukan faktor netral, artinya seringkali ia membutuhkan kemampuan teknologi yang mumpuni terutama dalam teknologi produk. Artinya ia membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk dapat tumbuh bersama dengan tekonologinya,” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan bahwa inovasi harus berkesinambungan dan mendapat jaminan dukungan finansial yang terus berlanjut. Terakhir, inovasi membutuhkan pasar finasnial yang berfungsi dengan baik dan sistem finansial yang berkelanjutan. “Inti dari inovasi adalah inisiatif pribadi yang mengaitkan dari startup serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan perusahaan yang lebih besar, karenya perlu ada integritas dari setiap pihak untuk menjamin inovasi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan,” pungkasnya. (Riz)

Exit mobile version