SURAKARTA, Suara Muhammadiyah-Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan soft launching Muktamar Muhammadiyah ke-48 di halaman Gedung Induk Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada 31 Juli 2019. Kegiatan yang mengusung tema “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” ini dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, para Ketua PP Muhammadiyah dan Aisyiyah, Mendikbud Muhadjir Effendy, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Rektor UMS, Ketua PWM Jateng, serta para kepala daerah se-kerasidenan Surakarta.
Ketua Umum PP Muhammadiyah menyambut baik kegiatan menggembirakan muktamar ini. Menurutnya, muktamar (dulunya disebut kongres) Muhammadiyah sejak tahun 1926 sudah mulai dilakukan di luar Yogyakarta. Sejak tahun 1920-an Muhammadiyah juga sudah masuk ke Aceh, Nusa Tenggara, hingga Papua, yang menunjukkan Muhammadiyah telah menjadi gerakan nasional.
“Kita berharap Muhammadiyah terus menjadi pemandu warga bangsa dalam hal keagamaan untuk terus menanamkan benih-benih yang membawa spirit kemajuan, pencerahan, sekaligus Islam yang membawa damai dalam spirit kebersamaan,” tutur Haedar. Muhammadiyah diharapkan terus menjadi kekuatan perekat kebersamaan bangsa. “Kekuatan kebersamaan menjadi energi kolektif kita untuk maju.” Tentang pentingnya persatuan, Haedar mencontohkan Yugoslavia dan Uni Soviet yang pernah berjaya justru terpecah. Jika bangsa terpecah, meskipun punya potensi untuk maju, justru akan runtuh kembali.
Muhammadiyah, kata Haedar, harus terus maju dan memajukan bangsa ini tanpa pamrih. Dengan semangat ‘sedikit bicara banyak bekerja’ serta kemandirian yang dibangun dari dalam. “Semangat persyarikatan untuk bersyirkah dalam satu kesatuan yang untuk, guna memajukan Indonesia, mencerahkan semesta,” ujarnya.
Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen menyatakan siap mendukung pelaksanaan muktamar. “Jawa Tengah menjadi magnet untuk kokohnya Republik Indonesia.” Gus Yasin yang juga putra dari KH Maimoen menyatakan bahwa Muhammadiyah telah berperan besar bagi Indonesia, sehingga perlu terus didukung keberlangsungannya. Tokoh NU ini juga memberi pesan supaya Muhammadiyah terus membina kerukunan.
Ketua panitia pusat muktamar ke-48 Marpuji Ali memohon dukungan segenap kepala daerah di Jawa Tengah. Seluruh agenda muktamar Muhammadiyah recananya dipusatkan di gedung Edutorium yang pembangunannya akan rampung pada Februari 2020. Pembukaan muktamar pada 1-5 Juli 2020 ini akan dilangsungkan di stadion Manahan Solo.
Ketua Umum PWM Jawa Tengah, Tafsir menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah muktamar yang menghabiskan dana hingga 25 Milyar.
Rektor UMS, Sofyan Anif menyatakan bahwa Solo dan UMS memiliki daya tarik tersendiri, pada saat muktamar nanti akan dihadiri oleh ribuan peserta. Pelaksanaan muktamar ke-48 akan dilangsungkan di Gedung Edutorium yang menampung 8500-10000 orang. Gedung dengan kapasitas terbesar di Jawa Tengah ini nantinya juga akan digunakan sebagai museum Islam Asia Tenggara. “UMS siap menerima peserta muktamar Muhammadiyah ke-48,” pungkasnya. (ribas)