LPB PDM Sleman Gelar Simulasi Gempabumi di SMKN 2 Depok

LPB PDM Sleman Gelar Simulasi Gempabumi di SMKN 2 Depok

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Lembaga Penanggulangam Bencana PDM Sleman semakin diakui eksistensinya di masyarakat. Selain dengan berbagai aksi kemanusiaan langsung di berbagai lokasi bencana, namun juga tidak lupa untuk menyiapkan SDM yang bisa dengan tepat bagaimana menyiapkan diri apabila terjadi bencana.

Hal ini nampak dalam simulasi gempa bumi yang digelar oleh LPB PDM Sleman Jum’at 20 September 2019 terdengar di SMKN 2 Depok Sleman. Acara tersebut diawali dengan kelas teori mengenai sosialisasi materi gempa bumi, apa saja langkah penyelamatan diri , pembuatan skenario gladi, gladi kotor dan simulasi / gladi lapang dengan nara sumber / fasilitator dari MDMC Sleman bekerja sama dengan lembaga lain seperti SARMuSlem.

Skenario gempa yang digunakan adalah gempa dengan magnitudo M 8,7 di Selatan Jawa yang dampaknya terasa hingga Sleman dengan skala intensitas VI MMI.

Suasana kepanikan diiringi jerit tangis serta erang kesakitan pagi itu, ratusan Guru dan murid berlarian menyelamatkan diri dari gempa bumi dahsyat yang menimpa sekolah nampak begitu nyata karena dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Peserta simulasi semua warga sekolah, baik siswa, guru maupun karyawan, Kepala Sekolah SMKN 2 Depok Sleman Drs. Agus Waluyo M.Eng menyampaikan “Kegiatan simulasi gempa bumi ini bertujuan untuk melatih seluruh guru, pegawai dan siswa agar memiliki kemampuan survival / menyelamatkan diri dan terlatih melakukan evakuasi apabila terjadi gempa bumi, tidak panik sehingga meminimalisir terjadinya korban jiwa dan peserta sangat antusias dengan simulasi gempa ini.”

Dalam simulasi itu digambarkan akibat gempa menyebabkan sejumlah gedung sekolah mengalami kerusakan. Puluhan orang kemudian terlihat keluar dari gedung kelas dan mereka berlarian menyelamatkan diri, ada yang terluka maka kemudian diambil tindakan PPPK untuk mengatasi dan meminimalisir terjadinya korban jiwa dengan menggunakan prosedur yang telah dilatihkan sebelumnya.

Menurut MF. Yahksya selaku instruktur, diharapkan dengan simulasi ini guru dan siswa semakin terlatih menghadapi peristiwa gempa maupun bencana lainnya, “Kita dapat kita meniru masyarakat Jepang yang punya kemampuan untuk melakukan penyelamatan diri mandiri, mengingat di negara itu sering terjadi gempa, hal ini tidak lain karena latihan dan simulasi yang intens maka korban jiwa dapat diminimalisir”. (Riz)

Exit mobile version