Oleh: Bara Patyyradja
Halu Oleo
Halu Oleo
runduk tunduk kami
pada pucat pasih wajahmu
kilau hilal di matamu
yang tak lagi terbuka
untuk selamanya
Randi, Randi
peluru bersarang
di dada kananmu
jangan meratap
engkau terbaring di tanah Ibu
Tuhan bersamamu
di genang darah
di jalan jalan penuh gas air mata
di antara kawat kawat berduri
dan barisan serdadu
yang tak mengijinkan engkau masuk
Peluklah Tanah Ibu
Randi, Randi
yang mengorbankan diri
demi rakyat adalah Martir
Peluklah Tanah Ibu
bibirmu yang dingin
akan mengucapkan seribu kata
lebih lantang dari desing senjata
lebih gigil dari seribu tombak arwah
yang memaku tubuhmu
mayatmu akan bicara pada dunia
lewat mulut siapa saja
mautmu adalah sirene panjang
lengking peluit
yang membangunkan
batu batu
di tembok tembok istana
membangunkan huruf huruf
di kawah sajak para penyair
di kantor kantor
di teba teba jalan
di gedung parlemen
di dada setiap orang
yang hatinya masih bercahaya
lirih doa menggema
hingga ke sunyi liang lahatmu
Peluklah Tanah Ibu, Adikku
Randi, Randi
Bara Patyyradja, KETUA UMUM IMM AR FACHKRUDIN YOGYAKARTA PERIODE 2005-2006