YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama BNPB mengadakan kegiatan Pembentukan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Residence.
Kegiatan di hadiri oleh seluruh fasilitator Hizbul Wathan se – Jawa yang diadakan selama 4 hari mulai tanggal 26 sampai dengan 29 September mendatang. Ketua Kwarpus Hizbul Wathan serta Ketua Dikdasmen PP pun ikut menghadiri dalam pembukaan.
Budi Santoso, selaku Ketua Divisi Pengurangan Risiko Bencana MDMC PP menerangkan bahwa Muhammadiyah memiliki andil dalam usaha pengurangan risiko bencana maka dengan pelatihan SPAB ini seluruh komponen Muhammadiyah dapat terlibat secara aktif dalam pengurangan risiko bencana berbasis pendidikan baik formal maupun non formal “Ini untuk menyiapkan pelatih HW menjadi fasilitator pendidikan aman bencana di Jawa” tegas Budi Santoso.
Adapun peserta pelatihan berasal dari Hisbul Wathan dan MDMC di berbagai daerah Jawa diantaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Banten yang berjumlah 44 peserta.
Pada pembukaan Satuan Pendidikan Aman Bencana juga dihadiri oleh Direktur Pengurangan Risiko Bencana (PRB) BNPB, Ramanda Raditya yang sekaligus menjadi pemateri dalam sesi kegiatannya. Ramanda menjelaskan bahwa materi kebencanaan perlu dimasukkan dalam kurikulum Hizbul Wathan.
Menurutnya ada 4 prioritas aksi Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR) 2015-2030 yang perlu diperhatikan, diantaranya memahami risiko bencana, memperkuat tata kelola dan manajemen risiko bencana, investasi PRB dalam ketangguhan serta meningkatkan kesiapsiagaan bencana untuk respon yg efektif, dan untuk build back better dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Edukasi kebencanaan harus dimulai tahun ini, terutama di daerah rawan bencana, kepada sekolah melalui guru dan kepada siswa” seru Direktur PRB BNPB saat itu.
Budi Santoso juga menambahkan bahwa kedepan selain HW akan diselenggarakan ulang bagi seluruh komponen di Muhammadiyah sehingga pendidikan pengurangan risiko bencana dapat tersebar secara luas. (Azza)