Milad ke-28, Unisa Yogyakarta Jadi Role Model Universitas Aisyiyah

Milad ke-28, Unisa Yogyakarta Jadi Role Model Universitas Aisyiyah

Dok Rahma/SM

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta telah melaksanan Sidang Senat Terbuka, di gedung Auditorium B UNISA Yogyakarta, Rabu (2/10). Acara tersebut dalam rangka Milad Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang ke-28 sebagai Perguruan Tinggi dan ke-3 sebagai Universitas. Milad Universitas ‘Aisyiyah tahun ini 2019 mengangkat tema “Budaya Unisa untuk Kemajuan Bangsa”.

Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dra Noordjanah Dhojantini, MM, MSi menuturkan dalam pidatonya bahwa Universitas ‘Aisyiyah perkembangannya begitu cepat, oleh karena itu  rasa syukur, bangga dan  juga menancapkan kemauan untuk ikhtiar yang lebih kuat lagi.

Lainsyakartum laazidannakum wainkafartum inna ‘azaabii lasyadid, insya allah dengan kita bertambah rasa  syukur, kesyukuran itu kita tuangkan dalam sudut-sudut cinta kepada Allah SWT tetapi kesyukuran bagi Muhammadiyah adalah berikhtiar lebih kuat lagi agar supaya kita mencapai cita-cita yang itu menjadi bagian dari dakwah ‘Aisyiyah muhammadiyah dengan kehadiran universitas ‘aisyiyah yang kita banggakan ini,” ungkap Noordjannah.

Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, memberikan tanggung jawab kepada Universitas ‘Aisyiyah ini, sebagai Universitas role model. Universitas yang diharapkan memimpin perguruan-perguruan tinggi ‘Aisyiyah, dimana ada beberapa perguruan tinggi ‘Aisyiyah ingin tumbuh berkembang mengikuti contoh Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

“Kami ingin mengajak betapa gerakan ‘Aisyiyah yang hadir sudah 107 tahun atau hampir 102 tahun hitungan miladiyah hadir pada tahun 1917 terus meningkatkan gerakannya, baik untuk kepentingan-kepentingan dakwah disemua aspek kehidupan termasuk juga kepentingan kemanusiaan semesta,” tuturnya kembali.

Kehadiran Universitas‘Aisyiyah tidak saja hadir untuk kepentingan sendiri, tetapi ‘Aisyiyah hadir untuk kepentingan-kepentingan kemanusiaan semesta. Oleh karena itu, ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah hadir di berbagai Negara agar kehadiran dari gerakannya untuk meluaskan bagaimana pandangan-pandangan ‘Aisyiyah -Muhammadiyah yang terkait dengan pandangan-pandangan keagamaan berkemajuan. Islam yang berkemajuan menjadi bagian dari isi dakwah persyarikatan, termasuk di dalamnya ‘Aisyiyah dan tidak hanya di bumi Indonesia.

Noordjanah di akhir pidatonya menyampaikan terkait dinamika nasional  yang satu sisi adanya berbagai kemajuan tetapi disisi lain akhir-akhir ini dinamika perkembangan nasional memprihatinkan. “Untuk itu jadilah Universitas ini yang membawa bendera merah, yang membawa bendera misi kemajuan, membawa bendera Islam yang membawa misi rahmatan lil’alamin, membawa bendera ‘Aisyiyah yang memiliki misi kemanusiaan semesta,” pungkasnya. (Baetul Rahma)

Exit mobile version