Mencetak Kader Ulul Albab

Mencetak Kader Ulul Albab

Dok dnx/SM

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Abdul Razak Fahkrudin Kota Yokyakarta, mengadakan kegiatan Darul Arqam Madya yang akan berlangsung selama lima hari, mulai pada tanggal 03 hingga 08 Oktober 2019. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Acar pada tahun ini 2019 panitia DAM mengangkat tema “Penegasan Gerakan Sosial Modern Melalui Paradigma Gerakan Intektual”.

Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Taufiqqurrahman, SIP, MA, PhD selaku Pemantik pada acara Stadium Generale Darul Arqam Madya memaparkan kalau kita mau melihat rujukan intektual muslim Muhammadiyah yaitu ulul albab yang artinya orang berpikir.

Ada yang mengartikan ulul albab hanya berarti berpikir semata, akan tetapi ulul albab yang dipahami Muhammadiyah tidak seserhana itu, ulul albab itu tidak hanya berpikir akan tetapi ia memahami hakikat, ia memahami esensinya.

Sesungguhnya Islam itu idealnya bukan hanya islam Rahmatan lilmuslimin, Rahmatan lil insan, Rahmatan linnas, akan tetapi Rahmatan lilalamin. Sehingga kemudian muhammadiyah memahami islam sebagai sistem keyakinan, sistem pemikiran dan juga sistem tindakan. Muhammadiyah memahami islam sebagai sebuah keyakinan yang komperhensif.

Lima pedoman hidup Muhammadiyah dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

Petama, keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Kedua, setiap kader muhammadiyah harus memiliki sifat ilmuan yaitu kritis dan terbuka menerima kebenaran. Ketiga, kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ibadah amal shaleh yang menunjukka kuantitas derajat kaum muslim untuk pribadi ulul albab. Keempat, pengamalan ilmu tidak hanya dipelajari tapi juga diamalkan. Kelima, literasi, kader IMM harus terampil mengolah dan memahami informasi untuk menjadi pemimpin masa depan.

Taufiq menutup pemaparannya dengan mengutip pesan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) “Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi di mana dan ke mana saja. Menjadilah Dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadi master, insinyur, dan propesional lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.”(Baetul Rahma)

Exit mobile version