MEDAN, Suara Muhammadiyah – Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara (MUI Sumut) bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar Seminar Internasional “Titik Nol Islam di Indonesia”.
Kegiatan yang dibuka Gubernur Sumatera Utara, dalam hal ini diwakil Kepala Balitbang Provsu Ir Irman MSi diselenggarakan di Auditorium Pascasarjana UMSU, Medan, Selasa (15/10).
Adapun narasumber yang dihadirkan dalam seminar internasional ini terdiri dari empat orang pakar, yakni Prof Dr Zain Musa PhD (Malaysia), Prof Dr Rusmin Tumanggor MA (Jakarta), Prof Dr Usman Pelly (Medan) dan Dr Phil Ichwan Azhari MSi (Medan). Serta yang menjadi moderator Dr Amirudin Siahaan MPd dari UIN Sumut.
Ketua Panitia seminar Prof Dr Hasan Bakti Nasution MA dalam sambutannya menjelaskan, bahwa pelaksanaan seminar ini didasari pada kesadaran betapa pentingnya mewujudkan visi Sumut yang bermartabat di satu sisi dan visi Indonesia yang maju di sisi lain.
“Sumut bermartabat itu harus dibangun di atas berbagai variable martabat, yakni bermartabat semua aspek kehidupan, sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya, termasuk dalam aspek kesejarahan,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, selain Danau Toba, Sumut juga memiliki destinasi lain yang belum terungkap, seperti posisi Sumut dengan Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia yang monumennya diresmikan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu.
Namun, kata Hasan, hingar bingar peresmian tersebut sepertinya tidak ada upaya tindak lanjut yang jelas, untuk diapakan monumen itu. Akankah ia hanya sekedar monument sejarah, atau dijadikan sebagai pemicu untuk mewujudkan Sumut bermartabat. “Seminar ini kita harapkan akan mewujudkan harapan tersebut,” katanya.
Sementara itu Rektor UMSU Dr Agussani MAP dalam sambutan selamat datangnya menyampaikan, bahwa UMSU sebagai institusi perguruan tinggi di Sumut merasa terhormat dipercaya untuk menyelenggarakan kegiatan seminar internasional yang sangat penting ini.
Agussani menegaskan, sudah menjadi komitmen UMSU untuk senantiasa terbuka menjalin kerjasama dengan pihak manapun dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif untuk memajukan peradaban.
“Selaras dengan visi UMSU, yakni membangun peradaban bangsa dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan sumber daya manusia berdasarkan al-Islam dan Kemuhammadiyahan, tentunya kita sangat mendukung acara seminar internasional ini,” katanya.
Ia juga mengungkapkan rencana UMSU untuk mendirikan Cabang Observatorium Ilmu Falak (OIF) di Barus. Dijelaskannya, OIF adalah salah satu pusat keunggulan yang dimiliki UMSU sebagai perguruan tinggi swasta terbaik, bukan hanya di Sumut, tapi juga di pulau Sumatera.
“Semoga rencana pendirian cabang OIF ini nantinya bisa mendukung pengembangan destinasi Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia,” sebutnya.
Kemudian Ketua MUI Sumut Prof Dr Abdullah Syah MA dalam sambutannya berharap kegiatan seminar ini nantinya bisa melahirkan hasil yang bermanfaat untuk kemajuan ummat Islam, khususnya di Sumut.
“Karena itu saya minta panitia seminar ini natinya bisa merangkum hasil seminar ini dan menerbitkannya dalam bentuk sebuah buku,” harapnya.
Secara keseluruhan, kegiatan seminar internasional ini berjalan lancar dan cukup dinamis. Ratusan peserta seminar yang berasal dari sejumlah elemen masyarakat dari Sumut dan Aceh tampak begitu antusias mendengarkandan dan menanggapi paparan dari para narasumber. (Syaifulh/Rizq)