BANTUL, Suara Muhammadiyah – Saat ini Indonesia sedang mengalami beban ganda penyakit dengan 70 persen Penyakit Tidak Menular (PTM) yang masih belum teratasi secara tuntas. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membuat terobosan untuk optimalisasi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular pada kelompok usia produktif di lingkungan perguruan tinggi dengan program kampus sehat.
Bekerja sama dengan Majelis Diklitibang PP Muhammadiyah dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kemenkes meluncurkan program kampus sehat yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (2/11). Acara ini diawali dengan senam sehat bersama dan bersepeda bersama sekaligus penandatangan nota kesepahaman dan kerjasama antara Kemenkes RI dengan Majelis Diklitibang PP Muhammadiyah dan UMY yang bertujuan untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian penyakit, serta meningkatkan derajat kesehatan seluruh civitas akademika Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
dr Anung Sugihantono,MKes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada sambutannya menyampaikan bahwa banyaknya penyakit tidak menular yang terjadi di dunia terkhusus di Indonesia menjadi sesuatu hal yang normal atau biasa disebut dengan ‘the normal situation’ seperti maraknya penyakit hipertensi, diabetes, stoke dan kanker. Oleh karena itu hal tersebut seharusnya menjadi situasi yang mengkhawatirkan.
”Dengan menggandeng kerjasama pada Majelis Diklitibang PP Muhammadiyah dan UMY ini menjadi upaya bersama dalam program kampus sehat. Ada 3 hal yang akan kita intervensi pada program kampus sehat dalam ranah kampus, yaitu, pertama pada ranah kebijakan, dimana sebuah kebijakan yang ada di sebuah institusi khususnya perguruan tinggi menjadi sebuah pijakan. Kedua, terkait perubahan perilaku yang lebih sehat. Sebenarnya, poin kedua ini sangat mendasar. Harus benar-benar ditanamkan pada mahasiswa terkait perilaku hidup sehat, khususnya dengan adanya kewajiban kepada seluruh mahasiswa untuk menjadi anggota jaminan kesehatan nasional sebagai jaminan agar tetap sehat. Selain itu juga, perlu terus mengupayakan lingkungan yang sehat baik lingkungan fisik, lingkungan psiko-sosial, serta lingkungan yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Ketiga, pelayanan kesehatan dalam arti yang makro yaitu mulai dari pendidikan kesehatan, screening, menciptakan lingkungan yang sehat merupakan poin dalam mewujudkan kampus yang sehat,” papar dr Anung.
Prof Lincolin Arsyad, MSc,PhD, Ketua Majelis Diklitibang PP Muhammadiyah juga menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki tujuan untuk melahirkan pemimpin yang sehat. ”Seorang pemimpin itu harus sehat, sehat raganya dan sehat rasanya. Perguruan tinggi harus memiliki sarana untuk menyehatkan pikiran, raga dan rasa. Oleh karena itu, kita ingin mengembangkan kampus yang sehat dalam artian bersih lingkungannya, ada sarana olahraganya, dan kampus sehat merupakan esensi dari kampus islami. Saya harap, UMY juga dapat menggandeng PTMA yang lainnya untuk program kampus sehat, kampus islami dan berkemajuan,” jelasnya.
UMY telah berkomitmen dalam program kampus sehat dengan melaksanakan program kampus senyaman taman serta sebagai Green Campus. UMY juga menerapkan program pengurangan sampah plastik serta menerapkan konsep halalan thoyiban pada makanan di kampus. UMY berhasil menggandeng pelaku usaha atau industri keuangan di lingkungan UMY untuk mendukung program kampus sehat dengan mendapatkan bantuan 30 sepeda yang diserahkan dari Bank Syariah Mandiri (10 Sepeda), Bank BPD DIY (10 Sepeda), dan BRI (10 sepeda).
Dr Ir Gunawan Budiyanto, MP, IPM Rektor UMY menyampaikan bahwa inisiasi Green Campus merupakan bagian dari terciptanya kampus yang bersih dan sehat. “Inisiasi green campus merupakan usaha untuk menciptakan kampus yang sehat dan bersih dalam program senyaman taman, mudah-mudahan ada beberapa parameter instrument yang bisa klop antara program senyaman taman dengan program kampus sehat,” tutupnya. (sofia)