Dakwah Islam Berwawasan Kemaritiman

islam

Di Timur, Klinik Apung Said Tuhuleley Berlayar Merawat Kesehatan dan Kebhinnekaan Foto Lazismu/SM

Pasca Sidang Tanwir di Ambon, Muhammadiyah makin giat menyelenggarakan program-program kreatif berwawasan kemaritiman. Setelah launching Klinik Apung Said Tuhuleley oleh Presiden Joko Widodo pasca pembukaan Sidang Tanwir di Ambon, Muhammadiyah kembali meresmikan SMK Maritim Muhammadiyah di Kendari dan SMA Muhammadiyah “Terapung” di Wakatobi.

Program-program kreatif tersebut sesungguhnya merupakan bagian dari pengembangan dakwah Islam berwawasan maritim yang memiliki akar historis yang cukup kuat dengan latarbelakang masuknya Islam di kepulauan Nusantara beberapa puluh abad silam.

Klinik Apung Said Tuhuleley menggunakan kapal kecil yang bertujuan untuk melayani kesehatan masyarakat di sekitar kepulauan Ambon. Beroperasi di kepulauan Ulur Saparua, Ory Haruku, Latuconsina, program ini merupakan bentuk kreatif dari dakwah Islam yang berwawasan kemaritiman. Sedangkan SMK Maritim Muhammadiyah Kendari yang baru berdiri tahun ini.

Anggota DPD RI Abd Jabbar Toba mengapresiasi program Muhammadiyah ini karena sejalan dengan kondisi geografis di kawasan Sulawesi Tenggara. “SMK Maritim Kendari secara geografis sangat tepat dikembangkan di Sulawesi Tenggara,” kata Abd Jabbar Toba. “Saya sangat mendukung program pemerintah terkait Tol Laut dan program Kemaritimannya.”

Adapun SMA Muhammadiyah “Terapung” di Wangi-Wangi, Wakatobi, yang baru saja diresmikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir merupakan perwujudan dari jiwa maritim.

“Saudara-saudara kita dari komunitas Bajo karena lahir dalam budaya dan lingkungan bahari, mereka tidak terbiasa dengan darat. Mereka lebih nyaman sekolah terapung di laut. Sekolah itu bangunannya sederhana, tetapi menggambarkan jiwa maritim yang luar biasa,” kesan Haedar Nashir.

Menanggapi program-program kreatif Muhammadiyah yang berwawasan kemaritiman, Azhar Ibrahim dari National University of Singapore memberikan apresiasi yang cukup positif. “Saya rasa ini suatu pendekatan yang sangat kreatif,” katanya. (bahan: ghs, yusri tulisan: abu aksa)

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 8 Tahun 2017

Exit mobile version