PALEMBANG, Suara Muhammadiyah – Gerakan perempuan memiliki posisi penting dalam pembangunan bangsa, sehingga dari waktu ke waktu harus menerjemahkan kembali visi dan misinya sesuai konteks perkembangan zaman. Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muda Muhammadiyah yang telah berusia 91 tahun. Saat ini, NA telah melakukan revitalisasi dan kontekstualisasi visi dan misinya dalam sejarah panjang perjuangan perempuan dan kontribusinya bagi pembangunan bangsa.
Maka dari itu, Nasyiatul Aisyiyah menggelar Tanwir sebagai permusyarawatan tinggi di bawah Muktamar dengan tujuan untuk melakukan reaktualisasi dan rekontekstualisasi visi gerakannya sekaligus ajang silaturahmi dengan perwakilan Nasyiatul Aisyiyan dari 32 Provinsi.
Tanwir NA ke-2 dalam periode kepemimpinan 2016-2020 dengan mengangkat tema “Gerakan Keluarga Muda Tangguh untuk Kesejahteraan Bangsa”. Tanwir -2 Nasyiatul Aisyiyah ini akan dilaksanakan selama 4 hari mulai dari Pra Tanwir pada tanggal 7 November dengan 4 kegiatan pelatihan/workshop tentang keprotokolan, workshop kemitraan dan pengembangan organisasi, workshop liteasi, dan workshop administrasi dan kesekretariatan yang berlokasi di Universitas Muhammadiyah Palembang dan Ma’had Sa’ad bin Abdul Waqash. Lalu dilanjutkan agenda utama Tanwir Nasyiatul Aisyiyah pada tanggal 8-10 November 2019 di Hotel Swarna Dwipa, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Sedangkan untuk agenda Tanwir itu sendiri, akan membahas tentang isu-isu perempuan dan kebangsaan, merumuskan strategi dan menyusun rekomendasi untuk penguatan peran Nasyiatul Aisyiyah untuk perempuan dan kelompok rentan dalam keumatan dan pembangunan. Isu yang diangkat secara luas dalam berbagai sektor mulai dari isu ketangguhan keluarga, pengembangan ekonomi kreatif perempuan, kerjasama lintas sektor, dan lainnya.
Tanwir-2 Nasyiatul Aisyiyah ini akan dihadiri oleh berbagai tokoh nasional antara lain lain Ketua Umum PP Muhammadiyah, yaitu Prof Dr Haedar Nashir, Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noorjannah Djohantini, Ketua Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Dyah Puspitarini, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Prof Muhajir Effendy, Wantimpres Majelis Ulama Indonesia Prof Din Syamsudin, Wakil Ketua MPR RI Zulkifly Hasan, Pengusaha Sandiaga S Uno, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo serta tokoh lainnya.
Tanwir ini terselenggara atas kolaborasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan, Angkatan Muda Muhammadiyah Sumsel, UM Palembang, dan pihak lainnya. Hasil tanwir nantinya akan menjadi rekomendasi tak hanya bagi pengembangan Gerakan Nasyaitul Aisyiyah, namun juga rekomendasi dalam rangka merespon perkembangan sosial-politik Indonesia saat ini. (Riz)