TEGAL, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka membekali para kader Pemuda Muhammadiyah sebelum ke jenjang pernikahan, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Tegal selenggarakan Seminar Pendidikan Pra Nikah bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Tegal. Seminar Pendidikan Pra Nikah diselenggarakan pada Ahad, (10/11) bertempat di Aula Panti Zainab Masykur Adiwerna dengan mengangkat tema “Menuju Pernikahan Yang Didamba Surga”. Turut hadir seluruh Kader Pemuda Muhammadiyah terutama yang masih berstatus lajang, berseta para tamu undangan dari Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Tegal.
Abdul Ghofar Ismail selaku ketua PDPM Kabupaten Tegal mengatakan bahwa pernikahan merupakan sebuah momentum dimana kita akan lihat sehebat apa kita. “Sehebat apapun kita selama masih belum berumahtangga maka belum ada apa-apa”. Pungkasnya. Termasuk dalam berorganisasi, dalam hal ini seorang aktivis ketika belum menikah maka Rumah hanya dijadikan sebagai tempat untuk tidur, selain itu banyak diluar.
Maka seminar Pendidikan pra nikah ini lanjutnya bisa dijadikan sebagai khasanah keilmuan baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. “Kiranya penting nantinya setelah seminar ini adanya RTL sehingga kita mampu mengukur keberhasilan atas terselenggaranya seminar pra nikah ini. Kesempatan ini juga menjadi sarana untuk silaturahmi sesama kader Pemuda Muhammadiyah yang sebagian besar pengurusnya baru sebab sebagian besar sudah melaksanakan musycab”. Tutur Ghofar.
Sementara itu Ahmad Basuni selaku sekretaris PDM Kabupaten Tegal dalam sambutannya mengatakan bahwa Pemuda Muhammadiyah harus segera ke jenjang pernikahan, dengan adanya seminar ini diharapkan mampu memberi wawasan tentang pernikahan. “Menikah tidak sekedar menikah, namun butuh ilmu terlebih dahulu sebelum menjalani pernikahan. Sehingga tidak timbul permasalahan dipertengahan”. Ungkap Basuni.
Di Kabupaten Tegal angka perceraian mencapai 3.451 ini menandakan bahwa kurangnya pemahaman tentang pernikahan. Menikah itu gampang, namun mempertahankan pernikahan itu yang sulit. “Dengan demikian peserta seminar yang hadir bisa benar-benar menyerap ilmu yang akan disampaikan,” tutupnya.(Ranov/Hen)