MEDAN, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) melakukan wisuda sebanyak 2.498 mahasiswa Program Pascasarjana, Dokter dan Sarjana, di Gedung Selecta, Jalan Listrik, Medan pada Selasa – Kamis (12-14/11).
Wisuda yang ke II tahun 2019 itu dihadiri Sekretaris PP Muhammadiyah Dr Agung Danarto, Kepala L2DIKTI Prof Dian Armanto, Sekretaris PW Muhammadiyah Sumut Irwan Syahputra MA, Sekretaris PW Aisyiyah Sumut Yuniar R Yoga SE, dan Ketua Badan Pengurus Harian UMSU Dr Bahril Datuk.
Wakil Rektor I UMSU yang juga Ketua Panitia Wisuda Dr. Muhammad Arifin menjelaskan, pelaksanaan wisuda yang ke II tahun 2019 dilakukan sebanyak 2.498 mahasiswa sedangkan pada wisuda ke I tahun 2019 pada April lalu dilakukan sebanyak 2.283 mahasiswa.
Dari 2.498 mahasiswa yang diwisuda maka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengkontribusi wisudawan terbanyak yakni 828 orang. Sisanya berasal dari Program Pascasarjana sebanyak 66 orang, Dokter 35 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis 666 orang, FISIP 154 orang. FAI 80 orang, Fakultas Hukum 174 orang, Fakultas Pertanian 282 orang, Fakultas Teknik 213 orang.
Prosesi Wisuda pada hari pertama, diserahkan apresiasi kepada 14 orang lulusan terbaik yang berasal dari berbagai Program Pascasarjana dan Fakultas.
Sekretaris PP Muhammadiyah Dr Agung Danarto dalam sambutannya menjelaskan penobatan satu lagi tokoh Muhammadiyah sebagai Pahlawan Nasional, yakni Kahar Muzzakir bersama lima orang pahlawan nasional lainnya menjadi kebanggaan bagi Muhammadiyah. Kata Agung, penobatan Kahar Muzakir menggenapkan pahlawan yang berasal dari Muhammadiyah menjadi 14 orang. Diharapkan jumlah itu akan terus bertambah.
Agung Danarto menyebut, penobatan Kahar Muzakir sebagai pahlawan nasional adalah bukti bahwa Muhammadiyah memiliki GEN Pejuang. Karena Muhammadiyah sudah berbuat banyak untuk negeri ini sejak Indonesia belum merdeka. Perjuangan yang tidak henti dari tokoh-tokoh Muhammadiyah itulah kemudian yang menjadi bagian dari proses kemerdekaan pada Agustus 1945.
Perjuangan Muhammadiyah masih belum behenti. Kini Muhammadiyah terus berjuang untuk negeri melalui amal usaha pendidikan, kesehatan dan sosial yang menyebar diseluruh negeri. Kehadiran Muhammadiyah bahkan menjangkau kawasan yang tidak terjangkau pemerintah.
Agung Danarto menegaskan, Muhammadiyah ada tidak hanya untuk Muhammadiyah tapi Muhammadiyah juga ada untuk semua anak bangsa, termasuk mereka yang non-muslim. Kini ribuan mahasiswa dan pelajar non-muslim belajar di sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah. Dan Muhammadiyah terus berjuang dimintai atau pun tidak, tegas Agung.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr. Agussani menegaskan dari berbagai prestasi UMSU, maka kedepannya akan fokus pada kualitas sumberdaya manusia, yakni kualitas dosen (internal) maupun kualitas lulusan (wisudawan). Untuk pengembangan UMSU ke depan, kata Agussani, UMSU telah memiliki rodmap untuk pengembangan UMSU menjadi Worldclass University pada tahun 2033.
Jumlah mahasiswa baru dan jumlah wisudawan yang terus bertambah menjadi bukti besarnya kepercayaan masyarakat kepada UMSU. Dengan akreditasi institusi A dan Sembilan akreditasi A untuk Program Studi menjadikan UMSU sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Sumatera. (syaifulh/riz)