ANKARA, Suara Muhammadiyah – Kunjungan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir beserta rombongan majelis Diktilitbang, dimanfaatkan oleh warga Indonesia yang berada di Turki untuk mengadakan temu warga bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Pertemuan yang dikemas dalam bentuk dialog ini, dilaksanakan di gedung Turkey Dianet Vakfi, pada Senin waktu Turki, Senin (25/11). Hadir dalam kegiatan tersebut, Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammadiyah Iqbal, para mahasiswa Turki, dan masyarakat Indonesia yang sudah menjadi warga Turki.
Dalam dialog tersebut, Haedar mendorong untuk setiap kita menjadikan Islam sebagai agama yang mencerahkan. Salahsatu konsep beragama yang mencerahkan menurut Haedar adalah, beragama secara moderat atau istilah lainya al washatiyah atau tengahan.
“Orang yang mencerahkan itu, salahsatunya adalah mereka yang beragama secara moderat atau washatiyah. Tidak ekstrem ke kiri maupun ekstrim ke kanan,” ungkap Haedar.
Nabi Saw sendiri menurut Haedar, tidak suka terhadap pola beragama yang berlebihan atau ekstrem. Haedar mencontohkan, katika dalam suatu ibadah haji, salah seorang jamaah, melontar jumrah dengan sangat berlebihan, dan saat itu Nabi Saw menegurnya.
Fakta ini, menurut Haedar, menunjukkan Nabi Saw sendiri tidak suka dengan cara beragama yang berlebihan. ” jadi untuk mewujudkan bangsa dan umat yang berkeadaban itu, menempatkan agama sebagai solusi dan dimaknai tidak secara berlebihan”, ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Haedar pun berpesan kepada para mahasiswa yang menuntut ilmu di Turki, agar suatu saat jika kembali ke tanah air, jadilah mujtahid yang dapat melahirkan solusi bagi persoalan keumatan, bukan sebaliknya, justru menjadi masalah sendiri.
Dalam kegiatan ini, juga diluncurkan karya Haedar Nashir, “Memahami Ideologi Muhammadiyah”, dalam versi bahasa Turki. Buku yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah ini dikhususnya untuk didistribusikan Pimpinan Cabang Istimewa Turki, kepada Duta Besar, Perguruan Tinggi Turki dan masyarakat Indonesia Turki.
“Saya berterimakasih atas diterbitkannya buku Memahami Ideologi Muhammadiyah ini dalam bahasa Turki. Saya sendiri tidak tahu, jika buku ini diterjamahkan ke dalam Bahasa Turki. Walaupun saya tidak bisa membacanya, namun saya mengerti ini,” ungkap Haedar.
Sedangkan Duta Besar Indonesia, Lalu Muhammadiyah Iqbal, berterimakasih atas kesempatan ketua Umum PP Muhammadiyah menyediakan waktu untuk bersilaturahmi dengan warga Indonesia yang ada di Turki.(Red/Riz)