SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah kembali menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Nasional Mubaligh Muda Muhammadiyah (PNM3). Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini dibuka langsung oleh Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, Lc, MSi.
Dalam pidato pembukanya, Fathurrahman menyampaikan bahwa para peserta yang hadir adalah representasi dari wajah Muhammadiyah di tahun 2045. “Calon-calon ketua umum ada diantara kalian,” tandasnya di Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSBANG) Muhammadiyah, Pakem, Sleman, Selasa (26/11).
Menurutnya kaum milenial saat ini lebih menyukai hal yang instan dan tidak begitu sabar melalui proses yang panjang. “Saya takut anda mencari surga melalui aplikasi google map,” kelakarnya. Sedangkan Allah mengajarkan pada kita tentang proses yang panjang menuju keberhasilan dakwah melalui para Nabi Ulul ‘Azmi.
Fathur berharap PNM3 dapat berperan menjadi upaya rekayasa proses dakwah agar tidak terjadi kegamangan sebagaimana yang terjadi di masyarakat saat ini.
Ketua Badan Koordinasi Masjid Muhammadiyah (BKMM) Waluyo, Lc, MA menyampaikan dalam sambutannya sebuah hadist bahwa tegaknya masyarakat dipengaruhi oleh lima pilar. Salah satunya adalah ilmunya para ulama. “Satu lingkungan yang tidak ada da’i disana, maka kemaksiatan cenderung merajalela,” imbuh Waluyo.
“Ini merupakan kewajiban Majelis Tabligh untuk mempersiapkan anda menjadi ulama dan da’i muda,” lanjut Waluyo. Majelis Tabligh memberikan kontibusi kepada masyarakat untuk membangun dari pilar keilmuan ulama. Waluyo berharap agar para peserta yang telah memperoleh pelatihan intensif selama beberapa hari kedepan dapat menggerakkan dakwah dilingkungannya.
Direktur Pendidikan dan Pelatihan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ananto Isworo mengungkapkan bahwa kegiatan PNM3 ini diikuti oleh 26 peserta. Ananto mengimbuhkan bahwa para peserta merupakan mahasiswa dari berbagai Universitas di Pulau Jawa yang hadir atas dasar undangan langsung Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
PNM3 mererupakan program pelatihan dan pendidikan dasar bagi para calon mubaligh muda Muhammadiyah, yang kini telah memasuki angkatan ke 12. “Harapanya agar peserta punya kompetensi profesional juga sebagai ajang silaturahmi nasional bagi para mubaligh muda,” imbuh Ananto.
“Saya sendiri sudah mempersiapkan mental, fisik, dan juga ilmu,” jelas Hidayatun Asma’ul Husna, peserta dari Stikes ‘Aisiyah Surakarta. Husna hadir bersama dua orang mahasiswa lain mewakili kampusnya. Husna berharap dengan mengikuti PNM3 dapat menumbuhkan jiwa jihad yang progresif dan intelektual. (Riz)