Dibalik Film ‘Umat Muhammad’ PCPM Tersono Batang, Juara Lomba Film CR Muhammadiyah

Dibalik Film 'Umat Muhammad' PCPM Tersono Batang, Juara Lomba Film CR Muhammadiyah

Cuplikan Film Umat Muhammad

GOWA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Tersono Batang provinsi Jawa Tengah berhasil raih Juara 1 tingkat nasional pada Lomba film Cabang dan Ranting Muhammadiyah 2019 yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Penganugerahan ini disampaikan pada malam puncak kegiatan CRM EXPO III di Limbung, Jum’at (28/11).

Film dengan judul “Ummat Muhammad” disutradarai oleh Esha Ihya Maula dengan pemain utama yaitu Heru Setiawan berperan sebagai KH Abdul Somad, berhasil membuat para penonton terkagum karena filmnya yang dikemas begitu apik.

Heru Setiawan selaku pemain utama film menceritakan bahwa film ini termotivasi dari sejarah masuknya Muhammadiyah di Kabupaten Batang. Perencanaan pembuatan film ini agar generasi muda di masa yang akan datang bisa mengenal lebih Muhammadiyah terutama bagaimana awal mula Muhammadiyah di Kabupaten Batang.

“Kami mengkhawatirkan generasi muda dimasa mendatang tidak akan mengerti Muhammadiyah seperti apa atau siapa yang memperkenalkan. kalau Ahmad Dahlan dirasa tahu semua tapi sejarahnya atau yang mengawali di daerah itu”, kata Heru.

Kemudian, ia menambahkan bahwa salah satu sumber untuk menggali informasi pembuatan film dari salah satu cucu K.H. Abdul Somad sebagai pemain utama dalam film. Karena itu PCPM memperoleh support dari AMM yang ada di Batang.

“Mumpung narasumbernya masih ada, kita gali informasinya dan di daerah kami masih ada satu orang yaitu cucunya KH Abdul Somad sampai sekarang. Berangkat dari pemikiran itu maka kami dari teman teman AMM dalam hal ini ada pemuda Muhammadiyah, NA, ayahanda dan Ibunda, mensupport kami untuk membuat film itu,” Ujarnya.

Semua Pemain film “Ummat Muhammad” ini merupakan murni dari Kader-kader Muhammadiyah. Berasal dari Perguruan Muhammadiyah Kab. Batang hingga dari Kakanda Nasyiatul Aisyiyah (NA) Batang serta Kokam, dan yang lain.

Sementara itu, Sutradara Film, Esha Ihya menjelaskan bahwa Film ini menceritakan pada tahun 1920-an jauh sebelum Indonesia merdeka dimana dahulu kabupaten Batang disebut wilayah pekalongan. “Karena banyaknya org yang tidak tahu sejarah masuknya Muhammadiyah di Batang akhirnya kami berniat untuk membuat film itu,” ungkapnya.

Esha Ilya juga menjelaskan proses perencanaan hingga akhir membutuhkan waktu 6 bulan. Selama proses itu, pihak AMM Films Batang banyak mengalami kendala besar baik proses editing maupun alat-alat yang digunakan saat proses shooting. Namun, hal itu tidak menjadi penghalang untuk menghasilkan karya yang besar. Esha Ilyas akan membuktikan bahwa dengan peralatan yang sederhana dan apa adanya juga bisa merencanakan dan membuat film yang apik dengan hasil yang sangat memuaskan.

“Paling lama saat masuk proses editing karena di editing benar-benar kami mengalami kendala besar jika listriknya mati ya bisa jadi proses editing hilang lagi. Kami berfikir tidak harus menggunakan kebutuhan yang lengkap atau alat yang lengkap untuk menciptakan hasil yang baik, buktinya dengan alat yang sederhana kita alhamdulillah juara 1,” terangnya

Kendala lainnya seperti komputer yang digunakan dengan RAM yang terbatas, MIC yang digunakan hanya MIC yang biasa serta kamera hanya satu. Sehingga dalam proses editing kadangkala loading atau project mati dan tidak bisa dibuka. Tapi, Esha Ilyas dan tim tetap melanjutkan seperti menginstal ulang aplikasi, belajar dari YouTube serta memberdayakan aplikasi-aplikasi gratis.

“Komputer itu RAM-nya kecil tidak untuk editing video apalagi editing film, Kamera hanya ada satu yang biasa dipakai motret pengantin, Mic kita itu murah dengan kualitas sederhana pakainya kik On bukan mic profesional, kita pakai mic yg biasa imam masjid pakai sholat dan kita satukan ke pancing,” jelasnya.

Sang Sutradara, Esha Ilya belajar Otodidak sejak kecil untuk membuat sebuah film. Beberapa film telah dibuat baik action dan dokumenter. “kalau mau jadi sutradara harus suka nonton film, pernah menghabiskan lebih dari 6 film dalam sehari,” imbuhnya.

Pimpinan Cabang (PC) Pemuda Muhammadiyah Batang dalam karya film “Ummat Muhammad” ini pertama kali meraih juara Nasional dan Esha Ilya (sutradara) dan Heru Kurniawan (pemain utama) langsung hadir dalam CRM EXPO III di Limbung dalam rangka memenuhi undangan sebagai nominator. (Riz)

Exit mobile version