PADANG, Suara Muhammadiyah – Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana PWA Sumatera Barat melakukan sosialisasi bencana kepada puluhan siswa dan guru SMK Pariwisata Aisyiyah (PA) Sumbar.
Hadir sebagai narasumbar Anggota Bidang Tanggap Darurat MDMC Pusat Chairil Anam dan Divisi Regional MDMC wilayah Sumatera Kuswanto, Ketua MDMC Sumbar Marhadi Effendi dan Portito.
Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana PWA Sumbar, Dr Ir Desyanti, MSi mengatakan Bencana bisa datang kapan pun, sejauh ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi datangnya bencana. Namun, dengan modal pengetahuan penyelamatan diri setidaknya risiko luka atau hilangnya nyawa bisa dikurangi.
“Bencana alam bisa menimpa siapapun dan dimanapun, kesiapan personel yang memiliki pengetahuan dalam tanggap bencana menjadi mutlak dibutuhkan keberadaannya,” kata Desyanti didampingi Sekretaris Delvina, Selasa (17/12).
Tujuan utama kegiatan ini memberikan kesadaran terkait pentingnya antisipasi terhadap bencana alam. Selain itu, juga memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang penanggulangan bencana sesuai dengan perundangan-undangan yang berlaku.
Selain itu juga bertujuan membentuk generasi muda yang memiliki kepedulian dan kesetiakawanan sosial terkait dengan kegiatan penanggulangan bencana.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan diklat ini terdiri teori dan praktek. Tema materi yang diangkat kali ini antara lain keorganisasian, yakni pengenalan kelembagaan LPB Muhammadiyah.
Puluhan siswa antusias saat mendapat pengetahuan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana oleh relawan LLHPB dan MDMC.
Anggota Bidang Tanggap Darurat MDMC Pusat, Chairil Anam mengatakan, Sumberdaya Muhammadiyah harus digunakan untuk kegiatan tanggap darurat bencana dengan teratur, karena akan menentukan cakupan sektor kegiatan, lamanya durasi kegiatan dan jumlah warga terdampak yang terlayani.
Menurutnya, Setiap unsur relawan Muhammadiyah harus membantu keteraturan response, tidak bisa semua diturunkan di hari pertama bencana, tergantung kebutuhan hasil kajian tim kaji cepat. Pada dasarnya kegiatan tanggap darurat bencana menjadi tanggung jawab Pimpinan Muhammadiyah setempat, MDMC menjadi pelaksana koordinasi, pergerakan potensi dari luar daerah menjadi wewenang MDMC pusat/wilayah.
Kemudian perlu adanya latihan gabungan relawan Muhammadiyah secara berkala di daerah, sehingga akan didapatkan kesepakatan pembagian peran antar unsur relawan. Tupoksi dalam tanggap darurat bencana di satu daerah bisa disepakati dalam Latihan Gabungan. Misalnya keamanan pengungsian, dapur umum, pimpinan pengungsian, dan kaji cepat, tergantung kesepakatan dan potensi di daerah.
Dalam kesempatan itu, siswa mendapat pengetahuan baru perihal mitigasi bencana dan potensi bencana yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah. (RI)