Oleh : Fathin Robbani Sukmana
Geliat Musyawarah Wilayah Pemuda Muhammadiyah di seluruh Indonesia sedang ramai dilaksanakan, beberapa waktu lalu beberapa Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah di beberapa provinsi sudah melaksanakan Musyawarah Wilayah untuk memilih pimpinan yang baru.
Begitu juga Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, Musywil XVII Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat akan dilaksanakan pada 27-29 Desember 2019 di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya. Tentu agendanya adalah evaluasi PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat Periode sebelumnya, merumuskan kebijakan program dan agenda yang paling ditunggu adalah pemilihan pimpinan baru untuk struktural PWPM Jawa Barat Periode 2019-2023.
Kondisi Jawa Barat Saat Ini
Dari segi geografis, menurut data Permendagri No 137 Tahun 2017 Jawa Barat memiliki luas wilayah sebesar 35.377.76 km2, 27 Kabupaten/Kota, 627 Kecamatan, 645 Kelurahan, 5.312 Desa. Jawa barat merupakan salah satu provinsi besar dengan berbagai dinamika.
Beberapa dinamika di Jawa Barat adalah Pertama, Kondisi demografi Jawa barat yang menurut data Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2013, memprediksi Jawa Barat memiliki 48.6 juta jumlah penduduk pada tahun 2018, dari 48.6 juta sebanyak 33.16 juta adalah usia produktif (usia 15 – 64 tahun). Sehingga jika dikelola dengan baik Jawa Barat akan menjadi Provinsi yang terbaik di Indonesia.
Kedua, di bawah kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil Jawa Barat terus melaju melakukan inovasi sesuai Visi Gubernur Jawa Barat yaitu “Terwujudnya Jawa Barat Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”. Selain Visi ada beberapa program unggulan yang akan membawa perubahan Jawa Barat. Tentu ini memerlukan dukungan dari seluruh lapisan Masyarakat.
Ketiga, potensi ekonomi kreatif Jawa Barat cukup yang cukup besar, ini dibuktikan dari data statistik badan ekonomi kreatif tahun 2016, Jawa Barat memilik Share Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap PDB Ekonomi Kreatif sebesar 11.81 persen, dan pada tahun 2016 Jawa Barat menempati urutan pertama dari 10 Provinsi yang memiliki kontribusi ekspor ekonomi kreatif terbesar yaitu sebesar 31.96 persen.
Itulah beberapa kondisi di Jawa Barat saat ini yang harus menjadi peluang di masa yang akan datang, peluang tentu tidak akan datang dua kali dan perlu dimaksimalkan ikhtiar untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045. Dengan posisi Jawa barat sebagai provinsi besar, tentu Jawa barat juga mempunyai kontribusi besar dalam mewujudkan Indonesia emas.
Perkuat 4 Pilar
Musyawarah Wilayah diatur dalam Anggaran Dasar Pasal 22 tentang Musyawarah Wilayah dan Anggaran Rumah Tangga Pasal 24 tentang Musyawarah Wilayah, selain agenda pemilihan pimpinan dan evaluasi periode sebelumnya. Agenda perumusan program kerja pemuda Muhammadiyah Jawa barat juga menjadi sangat agar keberadaan pemuda Muhammadiyah bisa bermanfaat secara menyeluruh untuk kader Muhammadiyah khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya.
Penyusunan program pemuda Muhammadiyah Jawa barat juga tidak bisa diajukan dan ditetapkan tanpa memandang kondisi Jawa barat terkini dan kondisi nasional serta global. Program pemuda Muhammadiyah Jawa barat harus berdasarkan realitas yang ada agar program yang dilaksanakan menjadi tepat sasaran.
Penulis mencoba mengajukan dasar-dasar program berdasarkan realitas Jawa barat saat ini yang tertera diatas. Penulis menyebut dasar-dasar program ini sebagai pilar yang sudah ada di Jawa barat namun perlu kembali diperkuat untuk merespon realitas agar mewujudkan program yang tepat guna dan dapat dilaksanakan oleh seluruh Pimpinan hingga ke akar rumput.
Pertama adalah Pilar Perkaderan, sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, pemuda Muhammadiyah memiliki sistem perkaderan. Perkaderan berfungsi untuk menyiapkan regenerasi kepemimpinan di dalam tubuh pemuda Muhammadiyah. Beberapa perkaderan formal di Pemuda Muhammadiyah ialah Baitul Arqom Dasar, Baitul Arqom Madya dan juga Baitul Arqom Paripurna.
Namun belakangan ini perkaderan di Pemuda Muhammadiyah terlihat tidak masif, karena sangat sedikit agenda Perkaderan Pemuda Muhammadiyah di tiap tingkatan khususnya di Jawa Barat. Memperkuat Pilar Perkaderan bertujuan agar regenerasi Pemuda Muhammadiyah berdasarkan jenjang level pimpinan.
Memperkuat pilar perkaderan juga untuk merespon bonus demografi di Jawa barat, mengapa? Karena perkaderan sebagai langkah awal merekrut masyarakat usia produktif yang setuju akan tujuan Muhammadiyah, pemuda Muhammadiyah Jawa barat tidak boleh ketinggalan dalam mengambil peran untuk mensukseskan bonus demografi.
Kedua, adalah pilar Pendidikan dan Riset, tidak bisa dipungkiri bahwa Muhammadiyah bertahan hingga satu abad karena kekayaan data hasil pendidikan dan riset. Selain teologi Al Ma’un, Muhammadiyah tidak berhenti melahirkan tokoh-tokoh intelektual dan juga karya-karya yang sangat luar biasa.
Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat juga harus memperkuat pilar ini, selain untuk mengikuti gerak Muhammadiyah, pilar ini juga untuk mengikuti visi gubernur Jawa barat yang terus berinovasi dan berkolaborasi, inovasi akan lahir dari pendidikan (literasi) dan juga riset akan kebutuhan masyarakat sehingga muncul lah solusi sebagai inovasi penyelesaian kebutuhan masyarakat tersebut.
Penulis yakin, struktural pemuda Muhammadiyah Jawa barat berisi kalangan intelektual seperti lulusan pasca sarjana, lulusan sarjana berbagai ilmu pengetahuan. Jika pemuda Muhammadiyah memaksimalkan pilar pendidikan dan riset, maka akan banyak lahir intelektual muda Muhammadiyah yang berasal dari Jawa barat bahkan program program inovasi yang tidak dimiliki oleh organisasi lain.
Ketiga adalah pilar ekonomi, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah saat ini sedang menggalakan gerakan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia, maka PWPM Jawa Barat pun harus ambil bagian dalam gerakan ekonomi ini. Tidak sedikit pengusaha yang berada di struktural pemuda Muhammadiyah baik wilayah, daerah, cabang bahkan hingga ranting. Maka dari itu saatnya pemuda Muhammadiyah juga menggerakan dakwah melalui gerakan ekonomi.
Selain itu potensi Ekonomi Kreatif juga perlu sambut baik oleh seluruh Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, jika bisa target Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat ke depan mendirikan Perusahaan sebagai Amal Usaha Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat sehingga dapat membiayai organisasi secara mandiri.
Keempat adalah Pilar Kebangsaan, semua isu diatas tentu harus didukung oleh kebijakan kebijakan di ranah kebangsaan, namun mengapa pilar kebangsaan berada di posisi terakhir?, karena Perlu penguatan tiga pilar sebelumnya agar kader pemuda Muhammadiyah berjuang di ranah kebangsaan. Sehingga jika kader pemuda Muhammadiyah berhasil berjuang di kader kebangsaan tidak akan melupakan pemuda Muhammadiyah karena sudah melalui jenjang perkaderan yang lengkap.
Melakukan kegiatan dan tindakan berdasarkan riset sehingga ketika berjuang di ranah kebangsaan membuat program yang pro rakyat atau berpihak kepada rakyat. Ketiga jika sudah mapan dari segi ekonomi, meminimalisir hasrat untuk melakukan tindak pidana korupsi.
Penguatan pilar kebangsaan bertujuan agar kader pemuda Muhammadiyah bisa menerapkan nilai-nilai kemuhammadiyahan dalam melaksanakan tugas di ranah kebangsaan. Targetnya minimal satu orang di tiap daerah bisa menjadi perwakilan kader pemuda Muhammadiyah di legislatif, di penyelenggara pemilu serta lembaga kebangsaan lainnya.
Empat pilar diatas harus diperkuat melalui diskursus perumusan program di musyawarah wilayah XVII Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat nanti, dan tentu harus menjadi keputusan strategis dalam memperkuat Empat pilar tersebut dalam mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Selamat melaksanakan Musyawarah Wilayah XVII Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, melalui Forum tertinggi tingkat wilayah dapat Mewujudkan Jabar Juara
Fathin Robbani Sukmana, Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Cibitung, Kabupaten Bekasi