Tabligh Akbar di Lahat, Berikut Empat Pesan Bendahara PP Muhammadiyah

Tabligh Akbar di Lahat, Berikut Empat Pesan Bendahara PP Muhammadiyah

FOTO : AMIR/LAHAT

LAHAT, Suara Muhammadiyah – Rangkaian kunjungan Bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah Marpuji Ali dalam rangka Milad Muhammadiyah ke 107 dan Aisyiyah ke 105 di Bumi Seganti Setungguan dimanfaatkan dengan baik oleh warga Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Kegiatan pertama dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Semarang tersebut, dimulai dengan meresmikan gedung Asrama Panti Putri Sakinah, Rabu (18/12). Pada kesempatan tersebut, pria kelahiran Klaten mengungkapkan apresiasi berdirinya gedung Asrama yang megah dan kokoh tersebut.

Kegiatan pada hari yang sama selesai meresmikan dan berkunjung melihat fasilitas asrama, dilanjutkan dengan memberikan pencerahan dalam kegiatan pengajian bersama Aisyiyah dan anak-anak panti Asuhan Putri Sakinah serta Panti asuhan Putra Budi Mulia.

“Ciri Khas Muhammadiyah adalah berkumpul, sebagai awal terbentuknya persyarikatan Muhammadiyah. Tugas pertamanya pun peduli dengan anak terlantar dan fakir miskin, pengamalan dari surat Al Ma’un,” ungkap Marpuji.

Wejangan pria yang juga aktif menulis dalam bidang keislaman tersebut, mencuri perhatian Bupati Lahat Cik Ujang SH yang turut hadir dalam acara puncak Milad Muhammadiyah dan Aisyiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Lahat.

Ceramah dalam tabligh akbar, bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut memaparkan sejarah Muhammadiyah, hingga fitnah yang dituduhkan Wall Street Journal, salah satu media di Amerika Serikat mengenai Muhammadiyah dan organisasi islam di Indonesia menerima suap dari China, karena bungkam atas terjadinya permasalahan Hak Asasi Manusia di Xinjiang China.

“Justru Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendesak China terbuka kepada media soal kondisi di Xinjiang dan muslim Uighur atas permasalahan dan seharusnya memberikan kebebasan kepada muslim untuk beribadah, langkah tegas Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendesak Organisasi Kerjasama Islam dunia mengambil tindakan kongkrit,” jelasnya.

Peran Milad Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai organisasi tertua saat ini mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya ada empat hal yang harus dilakukan, pertama dimulai dari pondasi yang kuat, tak lain adalah ideologis nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyaan yang bukan menjadi formalitas belaka. Akan tetapi sikap yang tertanam dalam keseharian hidup.

Kedua adalah membangun sistem yang baik, akan menciptakan tata kelola sesuai fungsi organisasi didalamnya. “Antara Pimpinan Pusat hingga di daerah-daerah tercipta koordinasi yang baik, karena menjalankan fungsi dan peran masing-masing sehingga apa yang dicita-citakan dapat terwujud,” tuturnya.

Ketiga adalah sikap berkemajuan mendorong berubahan yang lebih baik dengan mencerdaskan masyarakat melalui pola pikir yang maju menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan saat ini, tampa menyampingkan pedoman dasar agama yakni Al Quran dan Al hadist.

Serta keempat menjaga hubungan sinergi terhadap sesama dan siapa pun itu, sebagai wujud stabilitas keamanan, kenyaman dan kebersamaan serta terpenting persatuan dan kesatuan bangsa.

“Dengan terus semangat persatuan dan mewujudkan pembangunan yang merata, insya Allah Muhammadiyah akan terus berperan dibidang pendidikan yang mencerdaskan masyarakatnya, kesehatan dan sosial sebagai wujud keadilan dan kesejahteraan yang merata,” pesannya kepada warga Muhammadiyah dan Aisyiyah di Kabupaten Lahat.

Sementara itu, Bupati Lahat Cik Ujang SH mengungkapkan apresiasi setingginya atas peran Muhammadiyah dan Aisyiyah hingga pusat terlebih di daerah Kabupaten Lahat. Visi dalam meningkatkan pendidikan sumberdaya manusia juga sosial adalah dua hal yang patut didukung baik moral maupun material.

“Insya Allah, secara pribadi dan pemerintahan saya akan memberikan bantuan dan dukungan terhadap peran Muhammadiyah dan Aisyiyah, karena apa yang dilaksanakannya telah memberikan manfaat bagi masyarakat,” ungkapnya. (IbrAmir/Riz)

Exit mobile version