Suatu hari saat saya akan membeli ikan di pasar dekat rumah, saya menghampiri penjual ikan yang menjual berbagai hasil laut. Berdirilah saya menunggu ikan yang saya beli untuk dibersihkan. Di dekat tempat saya berdiri ada sebuah tong kecil penuh dengan kepiting yang dijual. Dalam fikiran saya, ada yang aneh dengan kumpulan kepiting dalam tong tersebut.
Kepiting-kepiting tersebut tidak diikat seperti biasanya. Tentu saja, kepiting-kepiting ini berlomba-lomba memanjat dinding tong untuk keluar dari tong itu. Saya perhatikan sang penjual ikan juga melihat fenomena kepiting-kepiting yang ingin keluar dengan cara memanjat dinding tong. Namun sang penjual dengan santainya hanya melihat kemudian meneruskan membersihkan ikan yang saya pesan.
Ketika beberapa kepiting yang sudah hampir mendekati bibir tong untuk keluar, dengan spontan saya berteriak memberitahu sang penjual, “Pak… itu kepiting-kepitingnya mau keluar! Kok tidak diikat sih pak?” Dengan santai sang penjual menanggapi kepanikan saya, “Tenang mas…. coba lihat lagi ke dalam tong!” Saya pun penasaran ada apa di dalam tong itu? Ternyata…. dari dasar tong kepiting-kepiting yang berada di bawah kepiting-kepiting yang mau keluar, bersama-sama menarik kepiting yang sudah berada di atasnya. Sehingga kepiting yang sudah ada di bibir tong melorot lagi ke bawah.
Begitu seterusnya, jika ada kepiting yang sudah ada di atas atau di bibir tong maka kepiting-kepiting yang ada di bawahnya menarik kepiting itu hingga jatuh lagi. “Sudah tahu kan… kenapa saya tidak mengikat kepiting-kepiting itu… itu hukum alam mas… siapa yang mau ke atas pasti ditarik lagi ke bawah oleh teman-temannya”, penjelasan sang penjual.
Pulang ke rumah dan selesai memasak ikan… kalimat dan tindakan sang penjual ikan tadi masih membekas dalam fikiran saya. Rupanya, fenomena kepiting yang berada di atas ditarik oleh kepiting-kepiting yang ada di bawahnya… tak ubahnya seperti kehidupan dalam kehidupan kita. Jika ada orang yang akan naik dalam puncak karir atau kehidupannya, atau orang yang akan berubah menjadi baik maka banyak orang lain yang tidak menghendaki perubahan atau peningkatan itu. Mungkin dengan kedengkian atau kecemburuannya, ramai orang yang akan menarik atau menghalangi orang yang akan naik dan mengembangkan dirinya.
Sobat, berhati-hatilah dengan kepiting-kepiting yang menghalangi seseorang untuk mencapai puncak karir dan pengembangan dirinya. Janganlah kita menjadi kepiting yang menarik temannya yang akan mencapai puncak kinerjanya. Bukankah sahabat yang baik adalah orang yang betul-betul turut berbahagia jika ada temannya yang dapat menaiki tangga kehidupannya? Wallahu a’lam bi shawab.
Rubrik Motivasi hidup Islami dalam kehidupan karier profesional. Diasuh oleh Dr M G Bagus Kastolani, Psi, seorang psikolog dan kader Muhammadiyah
Artikel ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 8 Tahun 2019