Oleh M Muchlas Abror
MUHAMMADIYAH dan KH Ahmad Dahlan adalah dua nama yang tidak dapat dilepaspisahkan. Keduanya saling terkait dan berhubungan erat. Hubungan antara keduanya dapat diibaratkan dengan dua sisi dari satu koin mata uang. Muhammadiyah adalah nama sebuah organisasi. Sedangkan KH Ahmad Dahlan adalah nama pendirinya. Muhammadiyah tidak akan berdiri, jika beliau tidak mendirikannya. Bahkan, beliau selain pemrakarsa dan pendiri, juga menjadi pemimpin pertama dan utama Muhammadiyah sampai wafat. Kita, memang, tidak pernah bertemu secara fisik. Tetapi, kita menyetujui ide dan cita-cita beliau. Karena itu, kita bertekad dan mantap untuk meneruskan citacita perjuangan beliau.
Bermula Muhammadiyah berdiri dari pengajian. Atau dengan kata lain, KH Ahmad Dahlan merintis Muhammadiyah berdiri dari pengajian. Dengan dan melalui pengajian, beliau menyebarluaskan dan meresapkan pengertian Islam yang sebenarnya kepada orang seorang dan masyarakat. Dari pengajian beliau menggerakkan dan menggembirakan umat Islam untuk mengamalkan ajaran Islam yang bersumber pada AlQur’an dan As-Sunnah. Melalui pengajian pula beliau menyadarkan kaum Muslimin akan kewajiban dan tanggungjawabnya untuk berdakwah membawa rahmatan lil ‘alamin. Beliau melakukan semua itu dengan keikhlasan karena Allah semata. Bukan untuk mencari pangkat, jabatan, kedudukan, dan kekayaan.
Dari sekilas riwayat itu sangat jelas bahwa pengajian adalah penting. Karena pengajian menjadi cikal bakal dan titik tolak Muhammadiyah berdiri. Keberlangsungan Muhammadiyah dalam perjalanan selanjutnya, tentu banyak bergantung kepada Muhammadiyah sendiri. Dalam hal ini, sampai seberapa jauh perhatian Muhammadiyah terhadap pengajian. Muhammadiyah selain serius harus gembira dalam menyelenggarakan dan mengelola pengajian. Pengajian yang tentu penyelenggaraannya direncanakan secara baik meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pada waktu tertentu. Nah, bila pengajian Muhammadiyah di suatu tempat baik dan menarik, maka Muhammadiyah setempat akan tetap terpelihara kelangsungan hidupnya.
Pengajian dalam Muhammadiyah, memang, demikian penting. Apalagi Muhammadiyah telah menegaskan dirinya sebagai Gerakan Islam dan Dakwah. Karena itu, kita dapat memahami dalam ART Muhammadiyah pasal 5 ayat (2) ada ketentuan yang inti pokoknya “Syarat pendirian Ranting sekurang-kurangnya mempunyai : a. Pengajian/kursus anggota berkala; b. Pengajian/kursus umum berkala; c. Mushalla/surau/langgar sebagai pusat kegiatan; d. jamaah”. Pada tiap Ranting ada sejumlah orang di antara anggota yang dipilih dan mendapat amanah untuk memimpin yang disebut Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM).
Tiap Ranting Muhammadiyah sekurang-kurangnya mempunyai tiga macam pengajian, yaitu : pengajian umum, pengajian anggota, dan pengajian pimpinan. Ketiga macam pengajian itu dapat dibedakan dari segi peserta, tujuan, topik atau tema, dan waktu penyelenggaraan, dll. Pengajian Umum disediakan untuk masyarakat umum sebagai sarana untuk menyebarluaskan ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena itu, topik yang disajikan bersifat umum mengingat keragaman peserta.
Sedangkan Pengajian Anggota pesertanya khusus anggota Muhammadiyah ber-KTM. Tujuannya untuk memberi tuntunan dan pendalaman kepada anggota Muhammadiyah untuk menjadi seorang Muslim sejati yang mengamalkan ajaran Islam sesuai tuntunan yang dipahami oleh Muhammadiyah. Maka topik yang disajikan bersifat khusus, misal, mendalami dan memahami Himpunan Putusan Tarjih (HPT). Lebih khusus lagi adalah Pengajian Pimpinan. Sebab, pesertanya seluruh anggota PRM dan Pimpinan Ranting Ortom. Pengajian ini bertujuan meningkatkan kemampuan para anggota Pimpinan Ranting (PRM dan Ortom) di bidang keagamaan dan tata kelola organisasi di berbagai aspek. Topiknya tentu lebih spesifik lagi, misal, Muqaddimah AD Muhammadiyah. Adapun waktu penyelenggaraan tiap pengajian itu pada dasarnya sesuai kesepakatan.
Pengajian Ranting Muhammadiyah itu diselenggarakan oleh PRM atau tim yang dibentuk oleh PRM setempat yang bertugas mengelola dari persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi pengajian. Selamat menyelenggarakan dan mengelola Pengajian Ranting Muhammadiyah.
Artikel ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 7 Tahun 2015