Oleh : Haidir Fitra Siagian
Muhammadiyah adalah organisasi sosial keagamaan yang berdasarkan agama Islam dan menjalankan organisasi secara profesional. Sebagai organisasi yang boleh dikatakan paling modern dan memiliki aturan baku di Indonesia bahkan di seluruh dunia, Persyarikatan Muhammadiyah senantiasa menjalankan roda organisasi dengan manajemen yang baik.
Roda organisasi yang berjalan selama lima tahun yang lalu, perlu dievalusasi dan disegarkan secara keseluruhan. Hal ini sangat penting agar tercipta suasana yang lebih dinamis dan berkesinambungan di saat para pengurus menjalankan amanah umat. Disinilah pentingnya Muhammadiyah mengadakan Muktamar, yang dilaksanakan secara rutin sekali dalam lima tahun. Yang sudah berlangsung sejak organisasi ini didirikan tahun 1912 silam.
Pesta lima tahunan Peryarikatan Muhammadiyah berikutnya, akan diadakan di Solo Jawa Tengah, pada pertengahan tahun ini, yakni 1 – 5 Juli 2020. Muktamar akan dihadiri sekitar tiga ribu peserta dan peninjau resmi. Terdapat pula panitia pelaksana dan pendukung acara dengan jumlah personalia yang tidak sedikit. Yang tidak kalah pentingnya adalah penggembira muktamar yang terdiri dari warga dan simpatisan Persyarikatan yang jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu orang.
Muktamar akan diupayakan berjalan dengan baik, semarak dan memenuhi syiar gerakan, sebagai perwujudan komitmen dakwah dan perlunya keberadaan organisasi di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Muktamar Muhammadiyah kali ini selain sebagai evaluasi program yang telah dijalankan lima tahun yang lalu, juga untuk merumuskan progam dan garis-garis kebijakan organisasi lima tahun ke depan. Termasuk pula adalah memilih tiga belas orang pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk memimpin jalannya gerakan Persyarikatan periode berikutnya. Melalui Muktamar nanti, sesungguhnya akan terbaca dengan jelas bagaimana gambaran wajah dan performa Persyarikatan Muhammadiyah dalam menyongsong masa depan yang penuh tantangan dan dinamika dalam berbagai aspek kehidupan.
Oleh karena itu, Muktamar Muhammadiyah nanti mestilah diupayakan berjalan dengan sukses dan bermartabat. Sudah lazim bahwa untuk suksesnya sebuah acara, apalagi perhelatan besar seperti Muktamar, tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Akan tetapi bagi Muhammadiyah, persoalan biaya bukanlah faktor yang paling menentukan.
Sudah cukup banyak kegiatan Muhammadiyah di berbagai tingkatan di seluruh Indonesia yang berhasil dilaksanakan meskipun tanpa biaya yang memadai. Seratus tujuh puluh lima lebih perguruan tinggi Muhammadiyah di seluruh Indonesia, adalah contoh, bahwa program pendirian perguruan tersebut pada awalnya tidak memakai dana yang pasti. Demikian pula dengan amal usaha lainnya yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Hal inilah yang salah satu bentuk kongkrit kemandirian Muhammadiyah, yang menjadi pembeda dengan organisasi lainnya, senantiasa bergerak untuk mencerahkan umat dengan tidak harus terlebih dahulu mempertimbangkan ketersediaan dana.
Dalam menjalankan berbagai kegiatan Muhammadiyah selalu mengandalkan dana sendiri yang bersumber dari kas organisasi, sumbangan dari warga dan simpatisan Muhammadiyah, serta dukungan penuh amal usaha Muhammadiyah. Bahwa ada bantuan keuangan dari pemerintah tetap diharapkan selama bersumber dari anggaran yang legal dan jelas, pun tidak disertai dengan komitmen tertentu, apalagi komitmen yang terkait dengan politik pragmatis. Jangan sekali-kali. Demikian pula Muktamar di Solo nanti, semua dana yang diperoleh untuk menyukseskan acara haruslah melalui usaha-usaha yang legal.
Kita berharap Muktamar Muhammadiyah nanti mendapat redha dari Allah Swt. Tentu harus ada upaya dan kerja keras untuk mendapat redha tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan dana yang halal dan legal, baik untuk keperluan kepanitiaan maupun biaya kepesertaan. Jangan sampai terjadi ada pihak-pihak yang mengatasnamakan Muktamar Muhammadiyah nanti untuk meminta bantuan dana kepada lembaga atau instansi pemerintah dengan cara yang tidak legal.
Kemudian menggunakan dana tersebut pun dengan cara yang tidak terhormat untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya saja. Kita tidak ingin pada suatu saat nanti, terdapat nama pengurus Muhammadiyah yang disebut-sebut menerima dana dari oknum tertentu dalam persidangan di pengadilan dengan dalih bantuan muktamar. Atau segala jenis perbuatan lainnya yang terungkap di kemudian hari yang dapat mencemarkan nama baik organisasi yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan seratus tahun lebih ini.
Komitmen untuk menyukseskan Muktamar Muhammadiyah secara bermartabat dan teduh adalah harapan kita semua. Para peserta yang hadir, peninjau dan penggembira, harus datang dengan upaya dan biaya sendiri yang legal. Bahkan hampir sebagian besarnya adalah menggunakan dana pribadi. Mengumpulkan uang sejak setahun terakhir untuk menghadiri Muktamar. Niat baik mereka menghadiri forum terhormat ini harus disertai dengan proses maupun prosedur yang baik. Kongkalikong, meskipun dibarengi dengan narasi yang indah dalam bentuk apapun, harus dihindari. Karena itu adalah tindakan yang tidak sesuai dengan khittah perjuangan Muhammadiyah. Kita harus jujur dan transparan, tetap berada dalam koridor yang benar. Inilah yang menyebabkan Muhammadiyah tetap hadir di negeri ini setelah berusia seabad lebih. Terus menyinari semesta sepanjang hari.
Haidir Fitra Siagian, Dosen UIN Alauddin Makassar, tinggal di Gwynneville, Wollongong, New South Wales, Australia