Kesehatan Penyintas di Wilayah Terisolir Mulai Terganggu, Relawan Muhammadiyah Optimalkan Layanan

Kesehatan Penyintas di Wilayah Terisolir Mulai Terganggu, Relawan Muhammadiyah Optimalkan Layanan

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Empat hari pasca terjadinya banjir di Jabodetabek, Tim kesehatan Muhammadiyah masih terus melakukan penanganan di wilayah terdampak yang terisolir. Beberapa wilayah terisolir diantaranya Pasar Baru, Puri Nusaphala , Villa Nusa Indah, Pondok Gede Permai dan Pesona Mahkota.

Pada hari Jumat (03/01) lalu, Muhammadiyah terjunkan 7 orang tim kesehatan untuk lakukan survey lokasi dan mengolah data survey di wilayah terdampak. Adapun hasil kajian tim kesehatan Muhammadiyah dari survey yang telah dilakukan bahwa masih banyak lokasi terdampak yang belum mendapatkan pelayanan secara optimal.

Tercatat pada Sabtu (04/01) lalu tim kesehatan Muhammadiyah telah memberikan pelayanan kesehatan di Pondok Gede Permai dengan jumlah penyintas 49 orang dilayani dan Duren Jaya sebanyak 35 orang dilayani. Dua wilayah tersebut mengindikasikan tren penyakit berupa demam, vulnus, hipertensi dan gangguan pada kulit.

dr. Syilvianti selaku tim kesehatan Muhammadiyah di lokasi banjir juga menambahkan beberapa fakta di lokasi “Dari kasus – kasus yang kita temui di 2 tempat variasi tren kasus yang banyak didapat antara lain kasus luka – luka (luka lecet, tusuk, robek) tampak saat bersih – bersih warga banyak tidak pakai APD” ungkapnya.

Survey yang dilakukan tim kesehatan Muhammadiyah ini terkendala oleh akses jalan yang tertutupi oleh lumpur dan puing – puing pasca banjir. Selain itu tim juga kesulitan untuk menghubungi koordinator lapangan di wilayah terdampak sehingga menghambat proses melakukan pelayanan kesehatan.

Dilaporkan dari beberapa wilayah terisolir telah mendirikan pos kesehatan diantaranya di Puri Nusaphala, Pondok Gede Permai dan Vila Nusa Indah. Beberapa warga di Mahkota juga sudah memulai kembali kegiatannya. Namun untuk pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh warga belum terpenuhi dengan baik, bahkan jumlah anak terjangkit diare juga terus bertambah. Selain itu bantuan logistik bagi penyintas juga belum terpenuhi secara optimal.

dr. Syilvianti menyatakan bahwa kondisi rumah warga saat ini terendam oleh lumpur dan puing – puing bekas banjir “warga bersatu padu membersihkan rumah masing – masing, memulihkan tempat – tempat umum untuk tempat sementara penerimaan bantuan logistik” imbuhnya saat itu.

Untuk saat ini tim kesehatan Muhammadiyah sedang mengupayakan pendirian pos pelayanan kesehatan dan melakukan serah terima bantuan logistik kepada petugas pendistribusian di tiap pos pelayanan. Adapun kebutuhan mendesak bagi penyintas saat ini adalah perlengkapan bayi seperti popok bayi dan pemberian makan bayi juga dukungan kepada ibu menyusui, pakaian dalam bagi wanita, alat kebersihan, karpet, terpal, sepatu boot, persediaan cairan infus dan obat – obatan, serta selang untuk membersihkan lumpur.(Sapari/Azza)

Exit mobile version