Oleh: Rizki Putra Dewantoro
Dua layar LCD terbentang di Aula Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Menampilkan jaring-jaring hijau di atas latar berwarna hitam. Itulah gema percakapan di dunia maya yang terekam Drone Emprit, aplikasi karya Ismail Fahmi. Digunakan untuk mempetakan big data dan perkembangan percakapan di media sosial.
Layar tersebut menampilkan jaring-jaring akun Muhammadiyah diantara banyak akun, baik akun pribadi maupun akun lembaga dan organisasi lainnya. “Inilah syiar kita di dunia maya,” tutur Koordinator Pusat Syiar Digital Muhammadiyah (PSDM) Arif Nur Kholis dalam Temu Akrab Warga IT Muhammadiyah. Hasilnya menunjukkan dakwah digital Muhammadiyah belum maksimal jika dibandingkan organisasi lain maupun perorangan dengan jutaan pengikutnya.
Dalam sebuah kesempatan ketika bertemu tim Suara Muhammadiyah, Arif mengungkapkan bahwa dakwah Muhammadiyah digital secara kelembagaan sudah lebih baik. Hanya saja dalam penyampaiannya masih bersifat sporadis dan belum terkawal dengan baik.
Temu Akrab Warga IT Muhammadiyah 21-22 Desember 2019 merupakan forum untuk menggali ide-ide kreatif, inovatif, serta solutif di bidang IT untuk umat dan dakwah Muhammadiyah di era digital. Berbagai praktisi IT Muhammadiyah hadir menjadi peserta, seperti dari Aceh, Lampung, Banjarmasin serta dari beberapa daerah di Jawa seperti Yogyakarta, Solo, Kudus, dan Gresik.
Berbagai hal tentang teknologi dibahas diantaranya implementasi Internet of Things (IoT) dalam Teknologi 5G, peluang berkarir sebagai Profesional ICT di era Big Data dan IoT, digital marketing, hingga pemanfaatan Komputasi Awan berbasis Office365 untuk pembelajaran.
Agenda yang digelar untuk ketiga kalinya tersebut bertujuan membantu mengamankan aset digital Muhammadiyah. Salah satu bentuk aset digital Muhammadiyah adalah akun-akun media sosial seperti akun resmi (official), Amal Usaha (AUM), kader, dan afiliasi. Semua itu harus terus dikonsolidasikan dan berkesinambungan. Misalnya dalam serah terima jabatan atau pergantian pengurus juga diserahkan akun lembaga dari pengelola sebelumnya.
Belum tentang aset data dari persyarikatan yang didirikan sejak 1912 ini. Dengan terus berkembangnya era transformasi digital, yang disebut aset bukan hanya sesuatu yang bersifat fisik lagi. Misalkan saja data informasi anggota, data peserta didik AUM pendidikan, data pasien AUM kesehatan hingga penerima manfaat kegiatan sosial dan jamaah adalah data berharga. Jangan sampai dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Narasi Arus Utama Muhammadiyah
Narasi arus utama Muhammadiyah perlu terus dikawal sebagai narasi utama publik, khususnya di dunia maya. Monitoring data dan percakapan di dunia maya serta kolaborasi berbagai elemen Muhammadiyah menjadi kebutuhan untuk memenangkan narasi utama ini.
Setidaknya ada tiga narasi Muhammadiyah di dunia maya yang perlu dikedepankan. Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan. Hal ini terkait Ideologi Muhammadiyah sebagai rujukan Indonesia, dampak AUM (feeding, healing, schooling), dan dampak gerakan kemanusiaan serta pemberdayaan Muhammadiyah.
Kedua, Indonesia sebagai Darul Ahdi wa Syahaddah. Peran besar Muhammadiyah dan pendirian negara hingga perumusan dasar negara baik secara kelembagaan maupun melalui para tokoh persyarikatan perlu selalu disosialisasikan. Selain itu terkait NKRI dan pandangan Muhammadiyah tentang negara Pancasila, serta bagaimana pandangan Muhammadiyah tentang masa depan Indonesia.
Ketiga, Manhaj Tarjih Muhammadiyah, yaitu tentang metode Muhammadiyah dalam membangun pemikiran keagamaan, macam-macam produk Tarjih dan dampaknya untuk pencerahan Indonesia, serta keunggulan fatwa-fatwa dan putusan Tarjih.
Selain itu, literasi warga Muhammadiyah terhadap narasi utama Muhammadiyah harus diperkuat. Karena banyak yang masih “Muhammadiyah” secara keturunan, Muhammadiyah bagian pengelola acara, dan perajin AUM yang mesti ditingkatkan lagi tentang pemahaman terkait Muhammadiyah.
Perkaderan Menghasilkan Digital Influencer
Selama ini di tingkatan Muhammadiyah dari bawah hingga atas melaksanakan rutin perkaderan formal maupun informal. Tidak terkecuali Ortom-Ortom dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM). Seyogyanya hasil dari perkaderan formal Muhammadiyah dapat mencetak digital influencer. Misalnya peserta Taruna Melati 1 IPM diarahkan mengikuti dan menyukai akun IPM, kemudian Taruna Melati 2, 3, dan Utama dapat menjadi konten kreator maupun digital influencer andal.
Memang dalam hal ini perlu membagi peran dan melakukan penyadaran terlebih dahulu di kalangan kita sendiri., baru kemudian mengupayakan bagaimana agar masyarakat aware pada Muhammadiyah dan tertarik untuk mencari tahu lebih dalam.
Kolaborasi menjadi kunci memenangkan narasi utama Muhammadiyah termasuk dari media-media di persyarikatan. Dari yang tadinya sekadar alat bantu publikasi menjadi pengawal narasi Muhammadiyah. Agar berbagai pemikiran dan hasil yang dirumuskan oleh Muhammadiyah bukan menjadi teks di menara gading belaka.
Rizki Putra Dewantoro, Magister Sekolah Kajian Strategik dan Global UI, Kader Muhammadiyah