BANTUL, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa FISIPOL Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka Jakarta hari ini (5/1/2020) melaksanakan kunjungan studi ke Markas Gerakan Shadaqah Sampah Kampung Brajan, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Diikuti oleh 300 mahasiswa dalam program studi lapangan sebagai bagian dari pendalaman materi Komunikasi Penyiaran Islam.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari materi kelas KPI dimana dakwah itu meliputi dua hal yakni dakwah transmisi (tabligh) dan dakwah transformasi (pemberdayaan ummat), kata Husnan Nurjuman Dosen sekaligus Ketua rombongan dalam kata sambutannya.
Lanjut Husnan, mahasiswa harus mampu mengaplikasikan ilmu komunikasi Islam dalam ranah yang kongkret dengan pendekatan dakwah yang membumi. Maka dengan langsung belajar pada pelaku dakwah pemberdayaan ummat, mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman secara langsung bagaimana cara dan metode pendekatan kepada masyarakat yang heterogen.
Kunjungan ini diterima oleh Kepala Dukuh Brajan Wiji Wiyono mewakili pemerintah Desa Tamantirto. Sebagai narasumber Ananto Isworo selaku Founder sekaligus Program Manager Gerakan Shadaqah Sampah Kampung Brajan.
Ananto berpesan kepada seluruh generasi muda milenial, bahwa yang akan mewarisi bumi ini adalah kalian anak muda, maka jika anak muda tidak mau peduli dengan lingkungannya maka warisan yang kalian terima adalah kerusakan.
Lebih lanjut Ananto menyampaikan bahwa menurut para ahli riset, tahun 2040 pulau Jawa akan kehabisan sumber air, maka anak muda harus peduli terhadap sumber daya air. Tahun 2050 jumlah sampah plastik di lautan akan lebih banyak dibandingkan jumlah ikan, sehingga jika anak muda tidak mau mendukung program pengurangan dan penanganan sampah dengan memutus mata rantai perpindahan sampah, maka hasilnya sampah akan menjadi persoalan yang tidak selesai.
Maka shadaqah sampah adalah salah satu upaya untuk memutus mata rantai perpindahan sampah yang tadinya dari rumah tangga berpindah dari petugas pengambil pindah lagi ke truk pengangkut baru sampai ke TPST dan itupun masih menjadi masalah lagi karena belum dikelola dengan baik sehingga sampah menggunung. Dengan gerakan shadaqah sampah ini kita memutus mata rantai langsung dari rumah tangga.
Sampah anorganik akan dikumpulkan dan disetorkan ke Masjid Al Muharram dipilah dan dijual langsung. Uang hasil penjualannya digunakan untuk program beasiswa pendidikan bagi anak yatim piatu, santunan sembako bagi janda fakir miskin, juga untuk santunan kesehatan bagi warga yang opname.
Semuanya dibiayai dari hasil penjualan sampah yang berasal dari warga, sehingga menumbuhkan sikap ta’awun dan takaful antar warga, mereka bisa bershadaqah meski hanya dengan menggunakan sampah. (Ant/Riz)