Belajar Masyarakat Tangguh Bencana, Kunjungan Mahasiswa Uhamka di Cangkringan

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Masyarakat Tangguh bencana di Sleman, khususnya di sekitar Cangkringan yang berada di lereng Merapi yang terbukti bisa tangguh dalam menghadapi bencana alam mendapat apresiasi bahkan sampai tingkat nasional  maupun internasional, Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Budi Santoso MDMC PP Muhammadiyah dalam kegiatan studi lapang  295 mahasiswa dengan 3 dosen dan 3 karyawan Isipol UHAMKA Jakarta Belajar Masyarakat Tangguh Bencana,  Sabtu, 4 Januari 2019 di Masjid Nurul Mutaqin, Kompleks PKU Muhammadiyah Cangkringan, Argomulyo, Sleman.

Husnan Nurjuman, SAg, MSi selaku Dosen dan Ketua rombongan dari Isipol UHAMKA Jakarta mata Kuliah Komunikasi Penyiaran Islam, dengan menggunakan pendekatan dakwah secara intervensi,mengorganisasikan serta membersamai masyarakat agar berdaya. Kami merasa bangga bisa hadir di tengah masyarakat tangguh bencana di Cangkringan dan Sleman Jogja.  “Pada prinsipnya bencana alam seperti erupsi, banjir, tsunami bukanlah bencana jika tidak ada korban jiwa, disinilah konsep mayarakat tangguh bencana ini menjadi penting untuk mengurangi resiko bencana, dan masyarakat Cangkringan dengan berbagai stake holder termasuk Muhammadiyah mengambil peran besar disini untuk membangun konsep tangguh bencana ini.”

Disamping itu saya bernostalgia bisa berjumpa dengan teman-teman MDMC PP  yang dulu ikut bersama-sama merintis konsep penanggulangan bencana di Muhammadiyah bersama Pak Budi Setiawan, Budi Santoso dll.

PCM Cangkringan menyampaikan selamat datang di lereng Merapi dan semoga jalinan silaturahim ini menjadi keberkahan dari Allah SWT dan bagaimana erupsi Merapi berdampak terhadap Amal Usaha Muhammadiyah berupa Sekolah dari TK, SD, SMP, SMK, PKU dan BMT yang sempat terhenti, namun bisa bangkit kembali berkat kerjasama jejaring Muhammadiyah yang luas dan berkomitmen untuk saling membantu.

LPB PDM Sleman  yang dikomandani M. Fauzah Yaksya, selaku tuan rumah menyampaikan pengalamannya selama respon Merapi 2010 dan bencana lain yang terjadi di Sleman dengan melibatkan  dan mengkoordinasikan semua potensi AUM Muhamdiyah beserta ortomnya seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiaatul Aisyiyah dan KOKAM yang bahu membahu berfastabiqul khairat dengan semangat Satu Muhammidah Satu respon.

Sumarah S.Pd  Bundanya Relawan Sleman yang telah berkiprah sejak Merapi 1994  sampai sekarang, menyampaikan bagaimana keterpanggilan kemanusiaan dan untuk menjaga aqidah umat menjadi penyemangatnya untuk berkhidmat di dunia kebencanaan dan kerelawanan Muhammadiyah . Pesannya kepada mahasiswa semua harus merasa bangga sekolah dan menjadi bahagian dari Muhammadiyah karena jaringan yang luas dari tingkat pelosok sampai pusat.  Pak Supri semprit juga menyampaikan pengalam mengembangkan dan mengelola program komunitas masyarakat tangguh bencana Cangkringan.

Dilanjutkan sarasehan di Beranda masjid Nurul Mutaqin Argomulyo Cangkringan yang berlangsung dengan semarak dengan peserta, diakhiri dengan ramah tamah dan santap malam dengan hidangan khas desa yang  memikat selera.(Arif/Riz)

Exit mobile version