HYDERABAD, Suara Muhammadiyah – India tengah mengalami gelombang protes dari warga Muslim di India sejak Desember lalu. Lebih dari 100.000 pemrotes mengambil bagian dalam demonstrasi damai di India selatan, meneriakkan slogan-slogan menentang undang-undang kewarganegaraan baru oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
Dilansir dari Al Jazeera Sabtu (4/1), protes yang dijuluki “Million March”, diselenggarakan oleh kelompok organisasi Muslim dan masyarakat sipil di kota Hyderabad, India.
Protes ini hadir sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Muslim terhadap pemerintah India yang meloloskan undang-undang terkait pemberian kewarganegaraan India kepada negara-negara tetangga, atau yang disebut sebagai Citizenship Amendment Bill, pada 11 Desember silam.
Undang-undang ini disebutkan ialah upaya pemerintah untuk membantu kelompok agama minoritas di negara tetangga yang harus kabur dari negaranya akibat penganiayaan. Dalam undang-undang ini kelompok minoritas yang disebutkan ialah umat Hindu, Sikh, Jain, dan Kristen yang berasal dari Pakistan, Afghanistan, dan Bangladesh. Hal ini dinilai diskriminatif karena undang-undang tersebut menyampingkan umat Muslim.
Pada 15 Desember, terjadi aksi protes dari masyarakat umum dan mahasiswa Muslim terhadap keputusan pemerintah tersebut. Gelombang protes ini bahkan sampai memakan korban jiwa. Dilansir dari Al Jazeera English, pada 15 Desember lalu lebih dari 100 siswa, yang merupakan demonstran, terluka dan bahkan puluhan lainnya ditangkap setelah polisi menyerbu perguruan tinggi Jamia Milia Islamia (JMI) New Delhi dan Universitas Muslim Aligarh (UMA). Hal ini dilakukan oleh polisi lantaran untuk membubarkan massa protes.
Akibat dari hal ini gelombang aksi solidaritas pun tak terbendung yang kemudian semakin memanaskan suasana. Aksi solidaritas ini terjadi di hampir seluruh wilayah India, termasuk ibukota New Delhi dan Mumbai sehari setelah polisi menyerang demonstran di kampus JMI dan UMA.
Ribuan orang juga berkumpul di kota Timur Kolkata untuk demonstrasi yang diinisiasi oleh menteri negara Mamata Banerjee, seorang kritikus sengit terhadap Perdana Menteri Modi.
Protes ini beralih ke aksi kekerasan yang cukup banyak memakan korban jiwa, baik yang luka ringan maupun luka berat. Sejumlah demonstran juga harus ditangkap paksa oleh pihak kepolisian India. Aksi terakhir dan terbesar terkait isu ini ialah pada 4 Januari lalu. (ran)