MAMUJU, Suara Muhammadiyah – Angka stunting di Indonesia yakni 30,8% (Riskesdas 2018) masih berada di atas ambang batas standar WHO yakni 20%. Hal ini menimbulkan keprihatinan bagi semua pihak termasuk ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan yang telah berfokus pada isu-isu kesehatan dan nutrisi sejak awal berdirinya.
‘Aisyiyah dalam Program MAMPU telah melakukan upaya-upaya peningkatan derajat kesehatan termasuk penurunan stunting di komunitas. Disampaikan oleh Koordinator MAMPU ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah bahwa salah satu inisiatif program penurunan stunting yang dilakukan ‘Aisyiyah melalui program MAMPU adalah Rumah Gizi. Rumah Gizi adalah program peningkatan derajat gizi dan penurunan stunting berbasis komunitas yang memiliki 7 cakupan kegiatan.
Oleh karena itu, bertepatan dengan momentum hari gizi nasional di bulan Januari ini ‘Aisyiyah menyelenggarakan Festival Rumah Gizi sekaligus melakukan launching program Rumah Gizi bertempat di Gedung Pemuda Mamuju, Jumat (10/1).
Dalam sambutannya, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan harapan besar bahwa ‘Aisyiyah dapat membantu percepatan pencegahan stunting di Mamuju melalui pemberdayaan perempuan. “Rumah Gizi merupakan salah satu model berbasis komunitas sebagai upaya mengembangkan kadaulatan dan ketahanan pangan,” katanya
Noordjannah juga menyampaikan harapannya agar program Rumah Gizi ‘Aisyiyah ini dapat direplikasi oleh Bupati Mamuju dan dilakukan koordinasi lintas sektor untuk mengatasi stunting di Sulbar. “Kalau ini diseriusi saya jamin dalam dua tahun Sulbar sudah bisa keluar dari kondisi ini,” imbuh Noordjannah.
Bupati Mamuju, Habsi Wahid yang juga hadir dan membuka festival Rumah Gizi menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada ‘Aisyiyah yang telah menginisiasi kegiatan Rumah Gizi di Mamuju. Ia menyampaikan bahwa persoalan gizi sangat mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak. “Gizi inilah yang menentukan nutrisi pada anak agar menjadi suatu generasi yang bisa diharapkan menjadi generasi yang paripurna pada masa-masa yang akan datang.”
Disampaikan oleh Habsi saat ini pemerintah daerah Kabupaten Mamuju sedang menyusun langkah-langkah pendekatan dalam mengatasi masalah stunting di Mamuju. “Kalau tidak salah presentasenya Mamuju ini sekitar 20 persen ke atas, kalau kita melihat dari segi kesehatan ini sudah hampir akut, demikian juga gizi buruk di Mamuju ini berada di atas lima persen, ini artinya suatu kasus yang harus kita atasi bersama-sama.” Oleh karena itu menurutnya pemerintah daerah akan mengeluarkan suatu kebijakan yang melibatkan berbagai stake holder seperti sekolah tinggi, sekolah menengah, atas hingga PAUD yang dapat menjadi penggerak dalam memerangi stunting.
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah secara simbolis melaunching Rumah Gizi ‘Aisyiyah ini dengan melakukan pemukulan genderang dan didampingi oleh Kementrian Kesehatan RI, Laila Mahmudah; Bupati Mamuju, Habsi Wahid; Koordinator MAMPU-‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah; Koordinator Program MAMPU, Triashtra Lakshmi; Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Mamuju, Halimah; dan Ketua STIE Muhammadiyah Mamuju, Muchtar Baso.
Bukti keseriusan ‘Aisyiyah dalam upaya penurunan stunting juga dilakukan dengan menginisiasi KKN Tematik Pencegahan Stunting kerjasama antara PDA Kabupaten Mamuju dengan STIE Muhammadiyah Mamuju serta Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju. KKN ini akan dilakukan di 42 Desa dari 5 Kecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju dengan melibatkan 423 mahasiswa.
Pada kesempatan yang sama Ketua PDA Kabupaten Mamuju dengan didampingi Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Bupati Mamuju dan Koordinator Program MAMPU ‘Aisyiyah juga memberikan apresinya kepada dua orang kepala desa di Mamuju yakni Rusli sebagai kepala desa peduli pencegahan perkawinan anak di kabupaten Mamuju yang telah menerbitkan Perdes Pencegahan Perkawinan Anak di Desa Pati’di dan Saiful Bahri sebagai kepala desa peduli peningkatan kesehatan reproduksi dan gizi di Kabupaten Mamuju yang telah menerbitkan Perdes Kesehatan Reproduksi dan Gizi di Desa Tadui. (Suri/Riz)