LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Menjadi kebanggaan tersendiri bagi MTs Muhammadiyah 2 (Madtsamuda) Paciran Lamongan, Fathan Faris Saputro mendapat juara 1 dan harapan 2 dalam kategori guru tingkat MTs, sedangkan Muhammad Alam Imaduddin Zaki mendapat juara 3 kategori siswa tingkat MTs pada Penganugerahan Pemenang Madrasah Literasi Kemenag Kabupaten Lamongan, dalam gerakan menulis 1000 buku. Yang dipelopori oleh tim gerakan literasi madrasah (GELEM), Lamongan, Selasa (14/1).
Bersaing dalam seleksi dengan 1000 lebih buku, tidak dibuat sembarangan sama Fathan Faris Saputro dan Muhammad Alam Imaduddin Zaki dalam membuat karya.
Juara 3 kategori siswa, Muhammad Alam Imaduddin Zaki menjelaskan, hasil karya GLS tersebut dia angkat menjadi buku yang berjudul Jeritan Kaum Fakir.
Alam mengaku mendapatkan ide cerita dari kejadian yang ia temui di masyarakat sekitar. “Idenya itu dari pengalaman nyata yang terjadi di masyarakat. Jadi saya tambahkan perjuangan orang miskin untuk bertahan hidup.” ceritanya.
Ia melanjutkan, pemilihan diksi yang ia pakai mengambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia sembari melihat catatan dari pembinaan di GLS.
“Ada kata-kata yang belum umum yang sudah dicatatkan waktu pembinaan. Ada juga yang ambil dari kamus bahasa Indonesia online di web komputer saat jam istirahat sekolah,” ucapnya.
Kepala sekolah, Millazul Faidah M Pd mengatakan, buku ini hadir dalam momen yang tepat. Jeritan-jeritan orang-orang fakir semakin banyak di Indonesia. Buku ini dengan segala keterbatasannya berusaha memberi edukasi baik kepada masyarakat sebagai pembaca. Ujarnya.
Fathan Faris Saputro yang juga bertugas sebagai pembina Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Madtsamuda, mengaku bangga dan terharu ketika saya dinobatkan sebagai Juara I lomba menulis kategori guru MTs.
“Saya bersyukur walaupun baru bergabung 4 bulan bersama madtsamuda dan mendapatkan juara. Tidak sia-sia rasanya berkontribusi bersama sekolah ini sampai di titik ini,” ujarnya.
Sebenarnya dia sudah sering menerima beberapa penghargaan pada event lainnya, “Namun yang ini beda. Karena saya dapat tantangan baru dengan 4 bulan ini harus kejar target harus ada beberapa karya,’’ ucapnya.
Menurutnya, salah satu yang menjadi nilai positif adalah penerapan budaya literasi yang saya terapkan di Madtsamuda. “Ini yang menambah nilai plus, sehingga salah satu siswa juara 3 pada perlombaan ini,” ucapnya.
Faris menjelaskan, yang dia angkat menjadi buku yang berjudul Tanah air kita adalah pinjaman anak cucu kita bukan warisan nenek moyang kita (Juara 1) dan Literacy Generasi Millenial (harapan 2).
Di dalam buku ini dengan berisi mutu pendidikan, sesuai indikator mutu sekolah yaitu pendidikan karakter, kemampuan pengembangan literasi, dan motivasi untuk terus berkarya.
Faris juga menyampaikan, “Termasuk juara ini, semoga berikutnya lebih baik dan bisa menjuarai tingkat internasional,” ujarnya.
Anggota puskominfo PW IPM JATIM ini menambahkan, ‘’Buku ini akan bermanfaat bagi keberlangsungan literasi di Madtsamuda khususnya dan untuk bangsa pada umumnya.” pungkasnya.(Hendra/Sabilal)