Tumbuh suburnya masjid sebagai tempat ibadah terjadi di berbagai pelosok negeri. Mirip tumbuh sumburnya jamur di musim penghujan. Tapi sayang, pembangunan yang ada terkadang kurang sejalan dengan pemanfaatan masjid sebagai pusat pembinaan jamaah. Masyarakat berhimpun meramaikan masjid hanya seminggu sekali, yaitu ketika shalat Jum’at. Selebihnya, jamaah shalat lima waktu amatlah sepi, masjid pun jauh dari kemakmuran.
Berdasar keprihatinan itu, FKMM (Forum Komunikasi Masjid Muhammadiyah) Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dibentuk. Hal ini disampaikan Fauza Asngadi mantan Ketua sekaligus pendiri FKMM Sidoarjo saat diwawancarai Suara Muhammadiyah baru-baru ini. “Awalnya sebatas omong-omong, terus disusun semacam formasi, kemudian tanggal 24 Agustus 2014 berhasil dibentuk FKMMS. Nama itu hasil dari usulan dari teman-teman,” cerita Asngadi.
Tujuannya, Asngadi melanjutkan, selain untuk menjalin silaturahim di antara takmir masjid Muhammadiyah, juga sebagai tempat sharing para takmir guna mencari solusi pemakmuran masjid, sekaligus sebagai benteng ideologi persyarikatan dari kelompokkelompok lain. “Yang sering terjadi adalah persoalan tanah wakaf yang kemudian menjadi konflik dan masuknya paham lain yang kemudian justru menguasai masjid milik Muhammadiyah,” terang Asngadi.
“Alhamdulilah sekarang FKMMS progresnya bagus. Tidak sekedar perekat silaturahmi antar masjid dan takmirnya, tapi juga sarana yang cukup efektif untuk sosialisasi semua program PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah), sehingga turut menggerakkan Cabang dan Ranting,” imbuh Ali Muhsin Sekretaris FKMMS.
Dulu, kata Ali, setiap ada kegiatan dan program dari PDM Sidoarjo, kurang begitu ramai karena tidak tersosialisasi dengan maksimal. Bahkan sebagian pimpinan Cabang dan Ranting tidak tahu akan adanya kegiatan dan program tersebut. “Sekarang hampir seluruh kegiatan PDM menjadi ramai karena informasinya melalui FKMMS,” ucapnya.
FKMMS sendiri, Ali menjelaskan, sejauh ini sudah menaungi 115 masjid dan mushalla Muhammadiyah se-Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan rutinnya adalah pengajian Ahad Pagi tiap minggu kedua dan minggu keempat yang digilir menjadi empat wilayah. Yaitu wilayah Utara, Selatan, Barat, dan Timur, yang masingmasing ditunjuk satu masjid sebagai koordinatornya. Selain pengajian rutin Ahad pagi, Ali memaparkan, FKMMS juga membuat papan nama masjid guna penguatan identitas bahwa masjid tersebut adalah milik Muhammadiyah. Terbaru, lanjutnya, FKMMS ditunjuk oleh PDM Sidoarjo untuk melakukan pendampingan ibadah praktis di 215 sekolah Muhammadiyah se-Sidoarjo. (gsh)
Artikel ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 4 Tahun 2018